Senin, 30 Oktober 2017

STIMULASI PERKEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA 0-5 TAHUN (Bagian II)



A.           MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI
Kapan sebaiknya mulai mengembangkan kreativitas  anak?” tanya seorang ibu kepada penulis,” pada usia sedini mungkin!” jawab penulis.”kapan itu sedini meungkin?” tanya ibu itu lagi. Penulis jawab,sejak dilahirkan.” Bahkan sekarang para ahli menganjurkan untuk mulai memberi stimulasi mental kepada janin pada bulan-bulan terakhir sebelum ia lahir.
Banyak orang berpendapat bahwa memberi perangsangan mental kepada anak cukup dimulai setelah ia masuk sekolah dasar bahkan ada yang berpendapat bahwa mulai belajar sesuatu pada usia  dini akan membahayakan perkembangan anak di kemudian hari.suzuki( 1986) tidak setuju dengan kedua pendapat itu. Ia menekankan pentingnya mengembangkan bakat anak sejak lahir.suatu ketika darwin (dikutip suzuki) bercakap-cakap dengan seorang ibu.”sebaiknya pada umur berapa seorang anak mulai dididik?”.ibu itu bertanya, “berapa umur anak ibu ?” tanya Darwin.”satu setengah tahun.” “wah,kalu begitu anda sudah terlambat satu setengah tahun.” Jelas bahwa sejak kelahiran adalah saat yang tepat untuk memulai suatu pendidikan atau pelatihan, termasuk pengembangan kreativitas anak.
-       Kreativitas alamiah  anak prasekolah
            Apabila anda menyempatkan untuk mengamati perilaku anak umur empat tahun yang sedang” in action”,perilaku apa yang anda lihat? Pada suatu saat ia membangun menara dari balok-balok. Tiba-tiba ia melihat salah seorang temannya bermain dengan boneka tangan . ia bertanya,”apa itu?” dan ia juga ingin mempunyai boneka tangan  semacam itu  dan dengan asyik memainkannnya.tak lama sesudah itu ia membuat coret-coretan berwarna diatas  secarik kertas. Ia menanykan warna-warna itu; ia juga bertanya kepada ibunya mengapa langit itu biru dan rumput itu hijau. Sebentar lagi ia bermain dikontak pasir,mencoba membuat istana  dengan menara dari pasir,tetapi ternyata mudah roboh.ia belajar sesuatu: bahwa lebih mudah membuat menara  dari balok-balok ,dari pada pasir,sehingga ia tertarik kembali untuk bermain balok-balok.
Sungguh menarik untuk mengamati anak-anak yang mempelajari dunia disekeliling mereka.dari pengamatan ini beberapa ciri perilaku yang mencerminkan  kreativitas alamiah anak usia prasekolah menjadi nyata,seperti:
·         Senang menjajaki lingkungannya.
·         Mengamati dan memegang sesuatu,mendekati segala macam tempat atau pokok,seakan akan haus akan pengalaman.
·         Rasa ingin tahu mereka besar,karena itu mereka suka mengajukan pertanyaan,dan seakan-akan tidak pernah puas dengan jawaban yang diberikan, yang menyebabkan banyak orangtua merasa tidak berdaya menghadapi pertanyaan anaknya.Misalnya seorang anak yang berumur tiga tahun menanyakan  tentang asal-usul  matahari dan siapa yang membuatnya.
·         Anak usia prasekolah selalu ingin mendapatkan pengalaman-pengalaman baru: ia senang” berptualang” dan terbuka terhadap rangsangan-rangsangan baru,yang mana sering mencemaskan orangtuanya.
·         Mereka senang melakukan “eksperimen” hal ini tampak dari perilakunya senang mencoba-coba dan melakukan hal- hal yang sering membuat orangtuanya atau guruny keheran heranan dan tidak jarang pula merasa tidak berdaya  menghadapi tingkah laku anak  seperti suka membongkar bongkar barang kesayangan ayah,ibu,kakak, atau alat permainannya sendiri, sehingga kadang-kadang sukar diperbaiki lagi.
1)    Kreativitas dan Perkembangan Kognitif Anak Usia  Taman Kanak-Kanak
Di tinjau dari perkembangan kognitifn anak yang berusia 4-5 atau 6 tahun adalah anak yang berada dalam fase pra operasional. Perkembangan kognitif dalam fase ini ditandai dengan kemampuan anak untuk melakukan kegiatan representasi mental,yaitu suatu kemampuan untuk menghadirkan benda,objek,orang, dan peristiwa secara mental.
Kemampuan menghadirkan suatu objek,orang,dan peristiwa  secara mental di sebut juga kemapuan berfikir simbolis.bentuk – bentuk berfikir ini ditampilkan anal dalam bebagai aktivitas yang dilakukannya,misalnya pada waktu bermain.
Pada waktu bermain,anak mengoperasikan kemampuanya dalam berpikir simbolis dengan jalan berfantasi.contohnya,desi,seorang anak berusia 4 tahun,berbicara dengan bonekanya dan berpura-pura memberi makan bonekanya, “ ayo,ani makan. Nih bubur ayamnya enak.buka mulutnya,sayang.”
Akvitas yang dilakukan oleh desi adalah aktivitas yang mengeoprasikan  kemampuan berpikir simbolis.inidapat dilihat dari caranya berbicara pada waktu memberi makan kepada bonekanya.
2)    Strategi Pengembangan Kreativitas dan Pengembangan Kemampuan Kognitif
Pengembangan kreativitas anak di taman kanak- kanak perli dikemas dengan strategi yang dapat mendorong munculnya kreativitas anak. Treffinger ( 1980: 64), mengemukakan penyususnan startegi pengembangan kreativitas seperti di jelaskan di bawah ini.berdasarkan model pengembangan kreativitas tersebut diatas,maka dapat di simpulkan  bahwa:
Ø  Pengembangan kreativitas dilakukan  secara bertahap yang dimulai dari tahap I ke tahap II dan selanjutnya ketahap III.
Ø  Pengembangan kreativitas berkaitan erat dengan pengembangan kemampuan berfikir dan usaha mengembangkan sikap yang dituntut dalam pengembangan kreativitas tersebut.
Ø  Kemampuan untuk berpindah dari tahap I ketahap selanjutnya sangat di pengaruhi oleh tingkat perkemabngan dalam bentuk sikap terhadap kegiatan yang dilakukan dalam bentuk sikap terhadap yang dilakukan dalam rangka pengembangan kreativitas.





Kognitif
Indevenden Inkuiri Mengarahkan diri Pemamfaatan Sumber Pengembanagan Produk
Tahap Aplikasi
Afektif Internalisasi nilai-nilai keteguhan dalam mengaktualisasikan kemampuan diri,keterlibatan dalam berbagai tantangan secara nyata.
Kognitif
Analisis
 Sintesi
Evaluasi
Keterampilan
Melakukan Imajinasi
Tahap II proses berpikir dan kepekaan
Afektif
Kesadaran /atau keterbukaan terhadap konflik,relaksasi,dan pengembanagan
Pengembangan nilai-nilai. Peningkatan rasa aman,proses pengembangan fantasi dan penelitian.
Kognitif
Kelancaran
Fleksibel
Originalitas
Elaborasi
Tahap I fungsi Divergen
Afektif
Rasa ingin tahu kemauanuntuk memberikan respons.kesedian menerima pengalaman.berani mengambil resiko.kepekaan terhdap adanya masalah.kesabaran terhadap ketidakpastian,percaya diri
B.           KENDALA DALAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS
Dalam mengembangkan dan mewujudkan potensi kreatifnya,seseorang pakah dia anak atau orang dewasa dapat mengalami berbagai hambatan,kendala,rintangan yang dapat merusak bahkan mematikan kreativitasnya. Sumber kendala itu dapat bersifat internal, yaitu berasal dari individu itu sendiri,dan dapat bersifat eksternal yaitu terletak pada lingkungan makro (kebudayaan,masyarakat) maupun lingkungan mikro (keluarga,sekolah,teman sebaya).
·         Sumber kendala
Shallcross ( 1985) menggolongkan kendala atau rintangan dalam menggunakan potensi kreatif ke dalam historis,biologis, fisiologis,dan sosiologis.
a)    Kendala Historis
Di tinjau secara historis ada kurun waktu tertentu yang merupakan puncak kejaan kreativitas. Sebaliknya pula kurun waktu yang tidak menunjang bahkan menghambat pengembangan kreativitas perorangan maupun kelompok..
Shallcrossmenyebut sebagai contoh di dunia barat, kehidupan pada abad Victoria tidak memberikanbanyak kebebasan untuk perilaku termasuk pemikiran anggota masyarakatnya.sehubungan dengan ini timbul pertanyaan, sejauh mana kebudayaan indonesia saat ini mampu membuat iklim yang kondusif untuk pengembangan kreativitas, atau kendala-kendala apakah,jika ada penghambat produktivitas kreatif masyarakat indonesia, dibandingkan misalnya dengan zaman colonial belanda selama tiga abad, dan dibandingkan dengan masa pendudukan jepang selama tiga tahun?.
b)    Kendala Biologis
Dari sudut tinjau biologis,beberapa pakar menekankan kreatif merupakan ciri herediter,sementara pakar lainnya percaya bahwa lingkunganlah yang menjadi faktor penentu utama.harus diakui bahwa gen yang di warisi berperan dalam menentukan batas-batas intelegensi,tetapi sering dalam hal intelegensi kreatif,hereditas lebih banyak di gunakan sebagai alasan daripada merupakan kenyataan.
c)    Kendala Fisiologis
Seorang dapat mengalami kendala faali karena terjadi kerusakan otak penyakit atau karena kecelakaan. Atau seseorang menyandang salah satu ketunaan fisik yang menghambatnya untuk mengungkapkan kreativitasnya.namun ada seorang pelukis yang cacat fisik,Bethoven ketika tuli masih dapat mengubah simfoni,Helen keller seorang tunanetra dan tunarungu dapat menjadi penyair dan pengarang.
d)    Kendala Sosiologis
Lingkungan sosial mempunyai dampak terhadap ungkapan kreati kita.setiap masyarakat memiliki nilai,norma,dan tradisi tertentu,kegiatan,minat,dan perilaku kolektif,
Lingkungan sosial merupakan  faktor utama yang menetukan kemampuan kita untuk menggunakan potensi kreatif dan unutuk mengungkapkan keunikan kita.ungkapan kreatif melibatkan resiko pribadi.sering orang mundur dari pernyataan pikiran atau pendapat agar merasa di terima. Implikasinya jelas bagi mereka yang berupaya yang menumbuhkan  perilaku kratif melalui mengajar.
e)    Kendala Psikologis
Dari semua kategori kendala terhadap produktivitas kreatif yang tersebut di muka-historis,biologis, fisiologis,dan sosiologis, kendala yang paling utama dan penting mendapat perhatian pendidik adalah kendala psikologis terhadap perilaku kreatif.




LINGKUNGAN YANG MENUNJANG DAN MENGHAMBAT KREATIVITAS
Jenis Lingkungan yang terlibat
Lingkungan yang menunjang
Lingkungan yang menghambat
Sarana Prasarana
Suasana kelas (pengaturan fisik di kelas)bersifat fleksibel
Suasana kelas kaku
Orang Dewasa(guru,kepala sekolah)
Sering mengajukan pertanyaan terbuka ( mengapa,bagaimana,kira-kira, pendapat kamu tentang…..)
Selalu mengajukan pertanyaan tertutup
Program pembelajaran
Kegiatan-kegiatan yang disajikan penuh tantangan sesuai dengan usia dan karakteristik anak.
Kegiatan yang disajikan sulit,membuat anak frustasi
Orang dewasa (guru,kepala sekolah)
Berperan sebagai model,fasilitator,mediator,inspirator
Berperan sebagai instruktur
Idem
Mendorong anak unutk belajar mandiri
Cendrung membantu dan melayani
Program pembelajaran
Anak ikut ambil bagian pada pembelajaran
Tidak melibatkan anak secara aktif
 Idem
Menekankan pada “proses”belajar.
Lebih mementngkan “produk”atau hasil belajar
Orang dewasa (guru,kepala sekolah)
Menghindari memberikan contoh dan mengarahkan pemikiran anak
Cendrung memberikan contoh dan berada di depan anak untuk mengarahkan
Idem
Sebagai mitra belajar
Sebagai sumber belajar dan penyampai imformasi satu-satunya

Guru sebagai salah satu lingkungan yang dapat menunjang kreativitas berperan sebagai model,fasilitaor,mediator,dan inspirator bagi anak dalam usaha memunculkan perilaku kreatif. Untuk itu,guru harus memiliki tanggung jawab:
1)    Kemampuan menerima keunikan individu.
2)    Bersedia menerima cara pandang anak.
3)    Kemampuan menyediakan program-program yang menantang anak bereksplorasi.
C.           IMPLIKASI BERFIKIR SIMBOLIS DALAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK.
Menurut  Munandar, Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi , atau unsure-unsur yang ada.  Sehingga dapat juga dikatakan, kreativitas adalah kemampuan seseorang memecahkan masalah berdasarkan data atau informasi yang tersedia dan dapat menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah tersebut. Penekanan hal ini terletak pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban. Secara operasional kreativitas dapat dirumuskan sebagai suatu kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan orisinalitias dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan (1999 : 47).
Menurut Clark terdapat beberapa aspek yang mempengaruhi kreativitas yang dikenal dengan model integratif (Jamaris , 2006:66) :

1.    Kognitif
Kemampuan berpikir yang dapat mengembangkan kreativitas adalah kemampuan berpikir divergen.
2.    Intuisi dan imajinasi
Kreativitas berkaitan dengan aktivitas belahan otak kanan dan di belahan otak kanan ini intuisi serta imajinasi dihasilkan.
3.    Penginderaan
Kreatifitas dipengaruhi oleh aspek kemampuan melakukan penginderaan secara peka. Sehingga seseorang dapat menemukan sesuatu yang tidak dapat dilihat atau dipikirkan orang lain
4.    Kecerdasan emosi
Dalam hal ini kecerdasan emosi berkaitan dengan sikap seseorang yang kreatif ketika menghadapi berbagai masalah yang akan dipecahkan.
·         Einon membagi tahap perkembangan keterampilan kreatif sebagai tanah liat/playdough

Bertitik tolak  dari uraian tersebut diatas,maka perlu dilakukan bertbagai usaha untuk mengembangkan kreativitas anak dalam fase praoperasional,khususnya dalam  menciptakan kondisi-kondisi yang kondusif bagi usaha tersebut,seperti yang diuraikan di bawah ini.
a)    Memberikan berbagai kesempatan untuk kemunculan perilaku yang kreatif.permainan simbolis yang dilakukan anak merupakan wahana yang dapat di mamfaatkan dalam mengembangkan  kreativitas anak.oleh sebab itu di taman kana-kanak,merupakan suatu keharusan untuk menyediakan sudut bermain yang dapat digunakan anak untuk melakukan berbagai fantasi atau imajinasi yang ditampilkan anak dalam melakukan aktivitas bermainnya merupakan wujud dan kreativitas anak tersebut.
b)  Memperlihatkan pada anak bahwa fantasi yang ditampilkannya memiliki nilai-nilai tertentu.
c)  Meminta anak untuk menceritakan tentang fantasinya.misalnya,menanyakan apa yang digambar anak.
d)  Hindari memberikan contoh atau mengarahkan pemikiran anak. Biarkan anak menentukan sendiri kegiatan dan cara-cara melakukan kegiatan yang dipilihnya sendiri,selama hal tersebut tidak membahayakan anak.tindakan ini ditujukan untuk mengembangkan kemampuan yang berkaitan dengan karakteristik kreativitas lainnya,yaitu originalitas dan fleksibilitas.


















STIMULASI PERKEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA 0-5 TAHUN (Bagian I)


PENDAHULUAN

              Pada dasarnya, semua anak kreatif, orang tua dan guru hanya perlu menyediakan lingkungan yang benar untuk membebaskan seluruh potensi kreatifnya. Di dalam pendidikan anak usia dini, orang tua dan guru bukanlah pengajar. Orang tua dan guru diharapkan memberikan stimulasi pada anak, sehingga terjadi proses pembelajaran yang berpusat pada anak.
           Stimulasi dapat diberikan dengan cara memberikan kesempatan pada anak untuk menjadi kreatif. Biarkan anak dengan bebas melakukan, memegang, menggambar, membentuk, ataupun membuat dengan caranya sendiri dan menguraikan pengalamannya sendiri. Bebaskan daya kreatif anak dengan membiarkan anak menuangkan imajinasinya. Ketika anak mengembangkan keterampilan kreatif, maka anak tersebut juga dapat menghasilkan ide-ide yang inovatif dan jalan keluar dalam menyelesaikan masalah serta meningkatkan kemampuan dalam mengingat sesuatu. Suatu cara yang mampu menyalakan percikan-percikan kreativitas anak usia dini adalah dengan membebaskan anak menuangkan pikirannya.

Masalah-masalah yang Terjadi dalam Proses Menuangkan Pikiran
Otak manusia terdiri dari 2 belahan, kiri (left hemisphere) dan kanan (right hemisphere) yang disambung oleh segumpal serabut yang disebut corpuss callosum. Belahan otak kiri terutama berfungsi untuk berpikir rasional, analitis, berurutan, linier, saintifik seperti membaca, bahasa dan berhitung. Sedangkan belahan otak kanan berfungsi untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitas. Kedua belahan otak tersebut memiliki fungsi, tugas, dan respons berbeda dan harus tumbuh dalam keseimbangan.
Dalam proses menuangkan pikiran, manusia berusaha mengatur segala fakta dan hasil pemikiran dengan cara sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan dari awal, dengan harapan bahwa akan lebih mudah mengingat dan menarik kembali informasi di kemudian hari. Sayangnya, sistem pendidikan modern memiliki kecenderungan untuk memilih keterampilan-keterampilan “otak kiri” yaitu matematika, bahasa, dan ilmu pengetahuan dari pada seni, musik, dan pengajaran keterampilan berpikir, terutama keterampilan berpikir secara kreatif.
Sebenarnya, anak-anak dapat menuangkan pikiran dengan caranya masing-masing. Proses menuangkan pikiran menjadi tidak beraturan atau malah tersendat ketika anak-anak terjebak dalam model menuangkan pikiran yang kurang efektif sehingga kreativitas tidak muncul. Model dikte dan mencatat semua yang didiktekan pendidik, mendengar ceramah dan mengingat isinya, menghafal kata-kata penting dan artinya terjadi dalam proses belajar dan mengajar di sekolah atau di mana saja menjadi kurang efektif ketika tidak didukung oleh kreativitas pendidik atau anak itu sendiri. Masalah-masalah lain muncul ketika anak berusaha mengingat kembali apa yang sudah didapatkan, dipelajari, direkam, dicatat atau yang dahulu pernah diingat. Beberapa anak mengalami kesulitan berkonsentrasi, atau ketika mengerjakan tugas. Ini terjadi dikarenakan catatan ataupun ingatannya belum teratur. Untuk itu dibutuhkan suatu alat untuk membantu otak berpikir secara teratur.
Bahasa gambar adalah cara penyampaian informasi dengan menggunakan gambar. Bahasa gambar digunakan pada peta pikiran karena otak memiliki kemampuan alami untuk pengenalan visual, bahkan sebenarnya pengenalan yang sempurna. Inilah sebabnya anak akan lebih mengingat informasi jika menggunakan gambar untuk menyajikannya. Peta pikiran menggunakan kemampuan otak akan pengenalan visual untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya. Dengan kombinasi warna, gambar, dan cabang-cabang melengkung, peta pikiran lebih merangsang secara visual daripada metode pencatatan tradisional, yang cenderung linear dan satu warna.
Para jenius kreatif menggunakan bahasa gambar untuk menyusun, mengembangkan, dan mengingat pikiran mereka. Sebagai contoh, Leonardo da Vinci. Leonardo menggunakan gambar, diagram, simbol, dan ilustrasi sebagai cara termurni untuk menangkap pikiran-pikiran yang bermunculan di otaknya dan mencurahkannya di kertas. Baginya, bahasa kata-kata berada di tempat kedua sesudah bahasa gambar dan digunakan untuk memberi label, menunjukkan atau menjelaskan pikiran dan penemuan kreatifnya.
Gambar-gambar membantu Leonardo menjelajah pikirannya dalam berbagai bidang, seni, ilmu faal, permesinan, akuanautik, dan biologi. Contoh lain adalah Richard Feynman, fisikawan pemenang Hadiah Nobel, ketika masih muda menyadari bahwa imajinasi dan visualisasi adalah bagian terpenting dari proses pemikiran kreatif. Dengan begitu ia memainkan permainan-permainan imajinasi dan belajar menggambar. Ia menempatkan seluruh teori kuantum elektrodinamik ke bentuk visual dan diagramatik yang baru. Ini menjurus ke pengembangan diagram Feynman yang sekarang terkenal itu – representasi gambar dari interaksi partikel, yang sekarang digunakan murid di seluruh dunia untuk membantu mereka memahami, mengingat, dan menciptakan ide-ide dalam realisme fisika dan ilmu umum.

A.           STIMULASI ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN ANAK
1.    Pengertian Stimulasi Perkembangan Anak
Stimulasi dalam kamus indonesia dictionary berarti perangsangan,perangsang,pendorong,stimulasi adalah perangsangan atau pendorong yang datang dari lingkungan diluar diri anak,dalam makna yang lebih luas, terutama dari tinjauan edukatif,stimulasi mempunyai makna usaha yang dilakukan pendidik untuk memberikan berbagai program rangsangan atau dorongan agar potensi anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.maka stimulasi ini memberikan rangsangan positif yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab
Baraja stimulasi adalah suatu rangsangan yang disentuhkan terhadap individu pada bagian-bagian tertentu untuk meningkatkan perkembangannya. Sentuhan akan mengaktifkan kerja syaraf-syaraf perkembangan individu.Diantara rangsangan yang perlu di sentuh adalah visual,auditf,verbal dan taktil. Sinolungun stimulasi adalah intervensi yang mendalam,Conny  Semiawan stimulasi intelektual sangat di pengaruhi oleh lingkungan sejak bayi,dikatakan ada tiga tahap perkembangan yang bersifat pasif selanjutnya fase aktif mencakup semua pengalaman dalam interaksi dengan lingkungan.
Dari bahasan di atas tentang stimulasi,pada intinya adalah merupakan perangsangan yang datang dari lingkungan dari luar diri anak, artinya,bahwa stimulasi menjadi kebutuhan yang sangat mendasar dan mutlak di butuhkan untuk kepentingan tumbuh kembang anak.
Berkaitan dengan stimulasi yang dimaksud dalam tulisan ini adalah stimulasi terhadap aspek-aspek perkembangan anak usia dini,sebagaimana yang di ungkap dalam Bruce bahwa proses perkembangan anak adalah merupakan sesuatu yang utuh, antara  bagian saling berhubungan dan memperngaruhi, disebut dengan PILLES; physical development,intelectual development,language Development,Emotional development, social development dan spritual development.

2.   Pentingnya Stimulasi Aspek Perkembangan Anak
Stimulasi sangat penting untuk tumbuh kembang anak,berfungsi membantu meletakkan kemampuan dasar kearah optimalisasi perkembangan sikap dan perilaku positif serta seluruh potensi lainnya yang dimiliki anak. Dukungan teori dalam hal stimulasi untuk pertumbuhan dan perkembangan anak sejak awal,seperti antara lain yang di kemukakan oleh Ivan Petrovich pavlo (1849-1936) dengan konsep Classical Conditoning,bahwa seorang siswa di berikan stimulus penghargaan dan belajar untuk menerima pengahargaan itu kapanpun, juga konsep yang dilakukan oleh BF.Skinne ( 1905-1990),pengkondisian (openrant conditioning) bahwa perilaku seseorang lebih dipertegas. pemberian penghargaan atas usaha akan memberikan penguatan positif pada perilaku seseorang  (sebaliknya penguatan negative). Artinya anak yang mendapat stimulasi yang tepat dan terarah akan lebih cepat berkembang  dibandingkan anak yang kurang atau bahkan tidak distimulasi.
Pentingnya pemberian stimulasi yang dikemukakan oleh Sujiono dkk,yakni agar potensi anak dapat teraktualisasi dan dapat di gunakan sehari-hari khususnya pemberian stimulasi untuk anak usia dini.
·   Memberikan stimulasi yang sesuai dengan perkembangannya dengan memperhatikan perbedaan kemampuan dan minat individu dan selalu mempertimbangkan berbagai karateristik perkembangan anak.
·   Memberikan latihan-latihan yang di butuhkan dan memberikan pengarahan serta bimbingan  yang benar.
·  Membantu mengembangkan dan melatih kognitif,afektif dan psikomotorik sehingga akan dihasilkan kreativitas dalam berfikir dan bertindak.

3.         Peranan Stimulasi Aspek Perkembangan Anak
Stimulasi bertujuan untuk mempercepat dan meningkatkan kualitas aspek perkembangan,meningkatkan mekanisme integrasi antar aspek perkembangan,membantu anak mengeksplorasikan kemampuan yang dimiliki, serta melindungi anak dari perasaan tidak nyaman, merasa dihukum,dipersalahkan,direndahkan  karena gagal melakukan sesuatu,membantu anak mengembangkan perilaku adaptif dan terarah ( Ekowani)
Untuk pemberian stimulasi harus mempertimbangkan; tujuan stimulasi,kapan stimulasi diberikan,mengacu pada usia anak dan masa peka anak, bahwa anak yang diberikan stimulasi dini dan anak-anak yang orang tuanya responsif terhadap kebutuhan anak,menunjukkan tingkat perkembangan yang lebih cepat dari pada anak yang tidak mendapatkan stimulasi.
Maka peranan stimulasi pada semua aspek perkembangan anak sebagaimana di jelaskan oleh Baraja bahwa peranan stimulasi yang dibutuhkan pada anak sejak awal perkembangannya adalah stimulasi visual,stimulasi auditif,stimulasi verbal,dan stimulai taktil. Peranan stimulasi visual (penglihatan) dan stimulasi auditif (pendengaran) sangat bermamfaat pada anak, stimulasi tersebut untuk anak belajar memperhatikan dan mendengar sesuatu,sebagai suatu proses untuk mendapatkan pengertian dan pengetahuan dan juga berguna bagi perkembangan bahasa.
            Peranan stimulasi verbal agar anak dapat mengungkapkan rasa keinginan dan kebutuhannya melalui komunikasi. Dengan stimulasi verbal yang tertata  dan bertahap anak akan mendapatkan peningkatan perkembangan komunikasi, sebagaimana penelitian   Walraven (1973) menyatakan, bahwa bayi-bayi yang sering diajak bicara oleh ibu-ibu mereka dengan menyebut benda-benda yang ada di sekelilingnya,akan mendapatkan suatu tingkat perkembangan yang lebih tinggi dari pada bayi- bayi yang tidak mengalami perlakuan seperti itu.
            Maka dengan seringnya anak di ajak berbahasa verbal dan adanya penguatan verbal,maka kualitas dan kuantitas atau kematangan vokalisasi seorang anak akan dapat bertambah,dan seterusnya anak akan banyak menirukan apa yang di ucapkan orang di sekitarnya,hingga ia membentuk perbendaharaanya sendiri.
Peranan stimulasi taktil sangat bermamfaat  untuk menimbulkan rasa aman dan percaya diri anak dalam mempertahankan hidupnya selama dalam perkembangannya. Sentuhan fisik dan belaian pada saat anak sedang mengalami perkembangan fisiologinya dan psikologinya sangat berperan dalam kehidupan sosial dan perkembangan pengetahuan anak,kurangnya sentuhan fisik merupakan salah satu penyebab adanya penyimpangan perilaku sosial,emosional dan motorik seorang anak. Dengan demikian peranan stimulasi dalam perkembangan anak sangat menunjang  pada perkembangan anak dalam hal ini:

1)      Perkembangan kognitif,yaitu daerah pemahaman yang merupakan suatu tempat penerimaan informasi yang diperoleh dari stimulasi-stimulasi tersebut. Dari pemahaman akan dihantarkan pada daerah-daerah lainnya,seperti stimulasi visual,dengan memperhatikan sesuatu yang disenangi akan diterima oleh kognitif untuk dibentuk suatu pemahaman. Stimulasi yang diberikan  dengan baik sesuai dengan usia perkembngannya,akan menjadikan kematangan dalam perkembngannya. Dan siap untuk melanjutkan proses perkembngan tanpa adanya hambatan dan rintangan. 
2)      Perkembangan afektif,stimulasi-stimulasi yang di berikan tersebut akan menimbulkan rasa penerimaan anak terhadap lingkungannya,rangsangan yang di berikan akan memberikan suatu kepercayaan bahwa dirinya mendapat perhatiaan dan kasih sayang dari lingkungannya. Oleh karena itu anak akan membalas pemberian itu dengan rasa yang sama,seperti rangsangan senyum yang diberikan pada anak,akan di balas dengan senyuman.dalam hal ini adalah memicu untuk perkembangan sosio-emosional anak.
3)      Perkembangan motorik,memberikan respon atau rangsangan saat anak melakukan perilaku atau melakukan suatu tingkah laku tertentu, akan memberikan pengaruh sangat penting dalam perkembangan kinestetis atau keterampilan pada anak,rangsangan tersebut akan memberikan pada diri anak yang mendapat respon atas tingkah lakunya,merasa bahwa tingkah lakunya dapat memberikan sesuatu dalam lingkungannya maka ia akan mengualangi perilaku tersebut.
Dalam konsep teori kedewasaan yang ditemukan oleh JJ Rousseau,menyakini bahwa setiap perkembangan  fisik,sosial,emosional,dan inetelektual akan mengikuti waktu individu sebelum di tentukan secara mendasar,mereka menyakini bahwa anak akan mengembangkan potensinya bila berada dalam lingkungannya tidak sesuai.
KONSEP KREATIVITAS
Apakah sebetulnya kreativitas itu?
Mungkin hal yang paling penting disadari oleh orangtua dan guru ialah bahwa setiap orang memilki potensi untuk kreatif. Oleh sebab itu maka ada beberapa pandangan tentang kreativitas.
kreatifitas merupakan suatu ungkapan yang tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari,khususnya bagi   anak prasekolah yang selalu berusaha menciptakan sesuatu sesuai dengan fantasinya. Kreatifitas pada anak di taman kanak-kanak ditampilkan dalam berbagai bentuk,baik dalam membuat gambar yang disukainya maupun dalam bercerita atau dalam bermain peran,seperti berpura-pura jadi ibu atau ayah ataupun menampilkan berbagai gerakan berkaitan dengan aktivitas motorik yang dilakukannya,seperti menunjukkan gerakan tari atau silat.
Salah satu kendala dalam mengembangkan kreativitas adalah sikap orang tua atau guru yang kurang memberi kesempatan perkembangan kreativitas secara optimal. Hal ini di sebabkan oleh pandangan-pandangan yang sempit, dalam arti bahwa anak harus menurut apa yang dikatakan oleh orangtua atau guru. Dengan kata lain,anak tidak boleh berfikir berbeda dari orang lain keterbatasan dalam mengekspresikan pikiran-pikiran yang berbeda dari orang lain pada hakekatnya merupakan pelanggaran kebebasan dan hak asasi anak,khususnya anak ditaman  kanak-kanak yang berada pada fase praoperasional. Pada fase ini,sifat dan cara berfikir anak berpusat pada cara pandanganya,dan ia belum mampu mengikuti cara pandang orang lain. Dengan demikian,anak diprasekolah pada dasarnya membutuhkan kesempatan untuk mengungkapkan cara pandangnya secara bebas, sehingga fantasi –fantasi  yang difikirkan dapat diekspresikan secara bebas pula.
Anak yang dapat hambatan mengungkapkan pikirannya secara bebas akan terpengaruh perkembangan psiko sosialnya. Ditinjau dari segi psikososial,anak pra sekolah berada dalam fase inisiatif dan rasa bersalah.
Anak yang mendapatkan kesempatan untuk mewujudkan berbagai inisiatif yang difikirkannya akan berkembang menjadi anak yang percaya diri,sebaliknya,anak yang tidak mendapat kesempatan untuk melakukan hal tersebut secara bebas akan menjadi anak yang selalu merasa bersalah karena takut disalahkan orangtua atau guru yang tidak begitu memahami kebutuhan anak pada masa ini. Selanjutnya,anak tersebut berkembang menjadi anak yang kurang percaya diri.
Kreativitas  merupakan suatu konsep yang dapat di jelaskan dari berbagai sudut pandang,sudut pandang tersebut akan mempengaruhi arti kreativitas.
Beberapa devinisi kreativitas di rumuskan berdasarkan sudut pandang yang di tekankan pada kepribadian,sementara pandangan lain mendevinisikan kreativitas dari sudut pandang yang berkaitan dengan produk yang dihasilkan. Selanjutnya,beberapa devinisi di rumuskan berdasrkan proses. Sementara yang lainnya mendasarkan devinisi kreativitas pada kontrol yang dilakukan manusia terhadap tekanan-tekanan yang dialaminya,seperti tekanan akan terjadinya suatu kemunduran atau regresi (kitano dan kirby,1986:193-202)
1.    Kreativitas Sebagai kontrol Terhadap Regresi
Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk mengendalikan tekanan regresi yang dialaminya. Definisi ini didasarkan pada pandangan atau teori psikoanalisis. Pandangan ini sangat berpengaruh pada tahun 1920-1950,  dalam masalah  ini,tokoh-tokoh psikoanalisis yang terkemuka diantaranya. Sigmud Preud,Carl gustayn jung, ernest krsirt dan pandangan psikoanalisis tentang pribadi manusia dapat dijelaskan berdasarkan tiga tingkatan kesadaran manusia: yaitu sadar ,ambang sadar dan tidak sadar.
            Ambang kesadaran berisi berbagai aspek  yang berkaitan dengan harapan ide dan cita-cita yang kehadiranya kadang-kadang tidak disadari.Harapan dan keinginan yang tidak disadari kehadirannya akan muncul dalam bentuk mimpi.
Selanjutnya psikoanalisis memandang kepribadian manusia terdiri dari rangkaian susunan yaitu:id,ego,dan super ego. Ide berkaitan dengan ketidaksadaran  yang bersifat insting  dan mencari kesenangan.misalnya,keinginan untuk selalu makan makanan yang lezat,berkaitan dengan kesadaran akan sesuatu yang nyata dan masuk akal,sehingga membantu manusia untuk berinteraksi secara sosial dan bertanggung jawab atas perbuatannya.
Pandangan tersebut di atas menjelaskan kreativitas sebagai proses pelepasan kontrol ego sehingga memungkinkan ambang sadar manusia dapat terungkap secara bebas. Pengungkapan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk berbagai ide dan karya lainnya.misalnya,karya seni seperti lukisan dan musik.
2.         Kreativitas Sebagai Aspek Kepribadian
Kreativitas sebagai kepribadian merupakan pandangan yang dikemukakan oleh para ahli psikologi aliran humanistis,seperti Carl Roger dan Abraham Maslow (kitano dan kirby,1986:194). mereka mendefinisikan kreatifitas sebagai sebagai salah satu kepribadian yang berkaitan dengan aktualisasi  diri. menurut kedua ahli tersebut,setiap individu sejak dilahirkan telah memiliki potensi untuk menjadi kreatif.perkembangan potensi kreatif ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan  disekitar individu tersebut. Apabila lingkungan yang mengelili individu memberi kesempatan baginya untuk mewujudkan potensinya dan kreativitas yang telah dimilkinya sejak lahir,maka potensi ini akan terwujud dalam aktualisasinya diri. Aktualisasi diri dapat diwujudkan dalam berbagai kegiatan,misalnya melukis,musik,dan karya-karya lainnya.
Menurut roger,pengungkapan kreativitas seorang sangat di pengaruhi oleh  faktor-faktor yang berkaitan dengan:
·         Kreativitas Keterbukaan terhadap pengalaman,yang disertai dengan tingkat kelenturan dan toleransi yang tinggi terhadap ketidak pastian.
·         Kepuasan diri seorang terhadap apa yang dilakukannya dan tidak tergantung pada kritik yang diberikan oleh orang lain.
·         Kemampuan dalam menggabungkan konsep dan elemen-elemennya secara berarti sehingga mengahasilkan suatu ide atau karya tertentu.

3.    Sebagai Kemampuan Mental
Beberapa teori seperti teotri gestalt dan teori psikometri telah mendefinisikan bahwa kreativitas merupakan kemampuan mental atau proses yang mendasari pikiran-pikiran kreatif.


4.    Kreativitas Sebagai Akuntabilitas Ke-giffted-an dan Keberbakatan
Clark (1983) mengemukakan bahwa kreativitas adalah ekspresi tertinggi dari kemampuan individu yang dikelompokkan ke dalam gifted dan berbakat,yaitu individu yang memiliki intelegensi 130-150.
-       Aspek Yang Mempengaruhi Kreativitas
Ø  Aspek Kemampuan Kognitif
Ø  Aspek Intuisi dan Imajinasi
Ø  Kreativitas berkaitan dengan aktivitas belahan otak kanan
Kemampuan koginitif (kemampuan berfikir) merupakan salah satu yang berpengaruh terhadap munculnya kreativitas seseorang.
Oleh sebab itu,intuitif  merupakan aspek lain yang mempengaruhi munculnya kreativitas.
Ø Aspek Pengindraan
Kreativitas di pengaruhi oleh aspek kemampuan melakukan penginderaan,yaitu kemampuan menggunakan panca indera secara peka. Kepekaan dalam penginderaan ini menyebabkan seseorang dapat menemukan sesuatu yang tidak dapat di lihat atau di fikirkan oleh orang lain.
Ø  Aspek Kecerdasan Emosi
Kecerdasan emosi adalah aspek yang berkaitan dengan keuletan,kesabaran,dan ketabahan,dalam mengahadapi ketidak pastian dan berbagai masalah yang berkaitan dengan kreativitas.
-       Karakteristik kreativitas
Ø  Kelancaran
Kelancaran yaitu kemampuan untuk memberikan jawaban dan mengemukakan pendapat atau ide-ide dengan lancar.
Ø  Kelenturan
Kelenturan yaitu kemampuan untuk mengemukakan berbagai alternatif dalam pemecahan masalah.
Ø  Keaslian yaitu kemampuan untuk menghasilkan berbagai ide atau karya yang asli hasil pemikiran sendiri.
Ø  Elaborasi
Kemampuan untuk memperluas ide dan aspek-aspek yang mungkin tidak terpikirkan atau terlihat oleh orang lain.
Ø  Keuletan dan kesabaran
Keuletan dalam menghadapi rintangan,dan kesabaran dalam menghadapi suatu situasi yang tidak menentu merupakan aspek yang mempengaruhi kreativitas.    
C.           TUJUAN PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK
Mengapa kreativitas  itu penting untuk dimunculkan,dipupuk dan dikembangkan dalam diri anak sebagaimana yang tertuang pada salah satu buku karangan S.C Utami Munandar.Ada lima alasan  kreativitas penting untuk dimunculkan,dipupuk dan dikembangkan dalam diri anak diantaranya berikut ini.
1)    Dengan berkreasi anak dapat mewujudkan dirinya.perwujudan diri adalah salah satu kebutuhan pokok manusia sebagaimana yang di ungkapkan oleh seorang ahli,maslow (1968) Salah satu dari kebutuhan pokok seorang manusia adalah aktualisasi/perwujudan diri.
2)    Dengan kemampuan berfikir kreatif dimungkinkan dapat melihat berbagai macam penyelesaian suatu masalah.mengekspresikan pikiran-pikiran yang berbeda dari orang lain tanpa dibatasi pada hakekatnya akan mampu melahirkan berbagai macam gagasan.
3)    Bersibuk diri secara kreatif (sebagaimana kebutuhan anak TK yang selalu sibuk dan ingin tahu) akan memberikan kepuasan kepada individu tersebut. Hal ini penting untuk diperhatikan karena tingkat ketercapaian kepuasan seseorang akan mempengaruhi perkembangan sosial emosinya.
4)    Dengan kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.gagasan baru sebagai buah pemikiran kreatif akan sangat  diperlukan  untuk menghadapi  masa depan yang penuh tantangan. Untuk itu pemikiran,sikap dan perilaku kreatif sangat perlu dimunculkan, dipupuk dan dikembangkan sejak dini.
Berdasarkan alasan diatas maka tujuan pengembngan kreativitas anak usia dini adalah sebagai berikut:
·         Mengenalkan cara mengekspresikan diri melalui hasil karya dengan menggunakan teknik-teknik yang dikuasainya.
·         Mengenalkan cara dalam menemukan alternatif pemecahan masalah.
·         Membuat anak memilki sikap keterbukaan terhadap berbagai pengalaman dengan tingkat kelenturan dan toleransi yang tinggi terhadap ketidakpastian.
·         Membuat anak memilki kepuasan diri terhadap apa yang dilakukannya dan sikap menghargai hasil karya orang lain.
·         Membuat anak kreatif,yaitu anak yang memilki:
1)    Kelancaran untuk mengemukakan gagasan.
2)    Kelenturan untuk mengemukakan berbagai aklternatif pemecahan masalah
3)    Orisinalitas dalam menghasilkan pemikiran-pemikiran
4)    Elaborasi dalam gagasan.
5)    Keuletan dan kesabaran atau kegigihan dalam menghadapi rintangan dan situasi yang tidak menentu.
D.           FUNGSI PENGEMBANGAN KREATIVITAS PADA ANAK
Pelaksanaan pengembangan kreativitas pada anak merupakan salah satu sarana pembelajaran yang menunjang untuk mengembangkan beberapa aspek perkembangan anak. hal ini dapat dilihat pada fungsi pengembangan kreativitas pada anak usia dini sebagai berikut.
1)    Fungsi pengembangan kreativitas terhadap perkembangan kognitif anak,melalui perkembangan kreativitas anak memperoleh kesempatan sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan berekspresi  menurut caranya sendiri.pemenuhan kegiatan ini diperoleh anak dengan menciptakan sesuatu yang lain dan baru. kegiatan yang menghasilkan sesuatu ini memupuk sikap anak untuk terus bersibuk diri dengan kreatif yang akan memacu perkembangan kognitif/keterampilan berfikirnya.
2)    Fungsi pengembangan kreativitas terhadap perkembangan jiwa.pengembangan kreativitas mempunyai nilai terapis karena dalam kegiatan berekspresi itu anak dapat menyalurkan perasaan-perasaan yang dapat menyebabkab ketegangan-ketegangan pada dirinya,seperti perasaan sedih,kecewa,khawatir,takut dan lain-lain yang mungkin tidak dapat dikataknnya.
3)    Fungsi perkembangan kreativitas terhadap perkembangan estetika.disamping kegiatan-kegiatan berekspresi yang sifatnya mencipta,anak dibiasakan dan dilatih unutk menghayati bermacam-macam keindahan seperti keindahan alam,lukisan,tarian,musik dan sebagainya.dengan kegiatan tersebut  maka anak akan senantiasa menyerap pengaruh indah yang didengar,dilihat dan dihayatinya.ini berarti perasaan estetis atau perasaan keindahan anak terbina dan dikembangkan.pada akhirnya anak akan memperoleh kecakapan untuk merasakan,membeda-bedakan, menghargai keindahan yang akan mengantar dan mempengaruhi (kehalusan) budi pekertinya.dengan demikian,anak didekatkan dengan sifat-sifat yang indah dan baik dalam kehidupannya sebagai manusia.
- Pemamfaatan Kemampuan Berfikir Simbolis Dalam Pengembangan Kreativitas Anak
Seperti yang telah diuraikan pada bagian sebelum ini,bahwa anak yang berada pada fase praoperasional berpikir secara simbolis yang di hadirkan dalam bwerbagai bentuk fantasi,maka kemampuan ini merupakan pintu untuk menumbuhkembangkan kreativitas anak. Hal sejalan dengan hakikat kreativitas yang merupakan hasil operasi belahan otak bagian kanan ini menyebabkan orang dapat melakukan berbagai imajinasi atau fantasi,sehingga dapat diciptakan berbagai karya yang unik.
Fantasi atau imajinasi yang hadir  dalam  masa operasional tampil dalam bentuk berbagai aktivitas anak,baik pada waktu bermain,berbicara ataupun melakukan suatu kegiatan yang lain.semua hal tersebut adalah refleksi dari kreativitas anak.