Selasa, 14 November 2017
Senin, 30 Oktober 2017
STIMULASI PERKEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA 0-5 TAHUN (Bagian II)
A.
MENGEMBANGKAN KREATIVITAS
ANAK USIA DINI
Kapan sebaiknya mulai mengembangkan
kreativitas anak?” tanya seorang ibu
kepada penulis,” pada usia sedini mungkin!” jawab penulis.”kapan itu sedini
meungkin?” tanya ibu itu lagi. Penulis jawab,sejak dilahirkan.” Bahkan sekarang
para ahli menganjurkan untuk mulai memberi stimulasi mental kepada janin pada
bulan-bulan terakhir sebelum ia lahir.
Banyak orang berpendapat bahwa memberi
perangsangan mental kepada anak cukup dimulai setelah ia masuk sekolah dasar
bahkan ada yang berpendapat bahwa mulai belajar sesuatu pada usia dini akan membahayakan perkembangan anak di
kemudian hari.suzuki( 1986) tidak setuju dengan kedua pendapat itu. Ia
menekankan pentingnya mengembangkan bakat anak sejak lahir.suatu ketika darwin
(dikutip suzuki) bercakap-cakap dengan seorang ibu.”sebaiknya pada umur berapa
seorang anak mulai dididik?”.ibu itu bertanya, “berapa umur anak ibu ?” tanya
Darwin.”satu setengah tahun.” “wah,kalu begitu anda sudah terlambat satu
setengah tahun.” Jelas bahwa sejak kelahiran adalah saat yang tepat untuk
memulai suatu pendidikan atau pelatihan, termasuk pengembangan kreativitas
anak.
-
Kreativitas alamiah anak prasekolah
Apabila anda menyempatkan untuk
mengamati perilaku anak umur empat tahun yang sedang” in action”,perilaku apa
yang anda lihat? Pada suatu saat ia membangun menara dari balok-balok.
Tiba-tiba ia melihat salah seorang temannya bermain dengan boneka tangan . ia
bertanya,”apa itu?” dan ia juga ingin mempunyai boneka tangan semacam itu
dan dengan asyik memainkannnya.tak lama sesudah itu ia membuat coret-coretan
berwarna diatas secarik kertas. Ia
menanykan warna-warna itu; ia juga bertanya kepada ibunya mengapa langit itu
biru dan rumput itu hijau. Sebentar lagi ia bermain dikontak pasir,mencoba
membuat istana dengan menara dari
pasir,tetapi ternyata mudah roboh.ia belajar sesuatu: bahwa lebih mudah membuat
menara dari balok-balok ,dari pada
pasir,sehingga ia tertarik kembali untuk bermain balok-balok.
Sungguh menarik untuk mengamati
anak-anak yang mempelajari dunia disekeliling mereka.dari pengamatan ini
beberapa ciri perilaku yang mencerminkan
kreativitas alamiah anak usia prasekolah menjadi nyata,seperti:
·
Senang menjajaki
lingkungannya.
·
Mengamati dan memegang
sesuatu,mendekati segala macam tempat atau pokok,seakan akan haus akan
pengalaman.
·
Rasa ingin tahu mereka
besar,karena itu mereka suka mengajukan pertanyaan,dan seakan-akan tidak pernah
puas dengan jawaban yang diberikan, yang menyebabkan banyak orangtua merasa
tidak berdaya menghadapi pertanyaan anaknya.Misalnya seorang anak yang berumur
tiga tahun menanyakan tentang asal-usul matahari dan siapa yang membuatnya.
·
Anak usia prasekolah selalu
ingin mendapatkan pengalaman-pengalaman baru: ia senang” berptualang” dan
terbuka terhadap rangsangan-rangsangan baru,yang mana sering mencemaskan
orangtuanya.
·
Mereka senang melakukan
“eksperimen” hal ini tampak dari perilakunya senang mencoba-coba dan melakukan
hal- hal yang sering membuat orangtuanya atau guruny keheran heranan dan tidak
jarang pula merasa tidak berdaya
menghadapi tingkah laku anak
seperti suka membongkar bongkar barang kesayangan ayah,ibu,kakak, atau
alat permainannya sendiri, sehingga kadang-kadang sukar diperbaiki lagi.
1) Kreativitas dan Perkembangan Kognitif Anak Usia Taman Kanak-Kanak
Di tinjau dari
perkembangan kognitifn anak yang berusia 4-5 atau 6 tahun adalah anak yang
berada dalam fase pra operasional. Perkembangan kognitif dalam fase ini
ditandai dengan kemampuan anak untuk melakukan kegiatan representasi
mental,yaitu suatu kemampuan untuk menghadirkan benda,objek,orang, dan
peristiwa secara mental.
Kemampuan
menghadirkan suatu objek,orang,dan peristiwa
secara mental di sebut juga kemapuan berfikir simbolis.bentuk – bentuk
berfikir ini ditampilkan anal dalam bebagai aktivitas yang
dilakukannya,misalnya pada waktu bermain.
Pada waktu bermain,anak
mengoperasikan kemampuanya dalam berpikir simbolis dengan jalan
berfantasi.contohnya,desi,seorang anak berusia 4 tahun,berbicara dengan
bonekanya dan berpura-pura memberi makan bonekanya, “ ayo,ani makan. Nih bubur
ayamnya enak.buka mulutnya,sayang.”
Akvitas yang
dilakukan oleh desi adalah aktivitas yang mengeoprasikan kemampuan berpikir simbolis.inidapat dilihat
dari caranya berbicara pada waktu memberi makan kepada bonekanya.
2) Strategi Pengembangan Kreativitas dan Pengembangan
Kemampuan Kognitif
Pengembangan kreativitas anak di taman kanak- kanak perli
dikemas dengan strategi yang dapat mendorong munculnya kreativitas anak.
Treffinger ( 1980: 64), mengemukakan penyususnan startegi pengembangan
kreativitas seperti di jelaskan di bawah ini.berdasarkan model pengembangan
kreativitas tersebut diatas,maka dapat di simpulkan bahwa:
Ø
Pengembangan
kreativitas dilakukan secara bertahap
yang dimulai dari tahap I ke tahap II dan selanjutnya ketahap III.
Ø
Pengembangan
kreativitas berkaitan erat dengan pengembangan kemampuan berfikir dan usaha
mengembangkan sikap yang dituntut dalam pengembangan kreativitas tersebut.
Ø
Kemampuan
untuk berpindah dari tahap I ketahap selanjutnya sangat di pengaruhi oleh
tingkat perkemabngan dalam bentuk sikap terhadap kegiatan yang dilakukan dalam
bentuk sikap terhadap yang dilakukan dalam rangka pengembangan kreativitas.
Kognitif
Indevenden
Inkuiri Mengarahkan diri Pemamfaatan Sumber Pengembanagan Produk
|
Tahap Aplikasi
|
Afektif Internalisasi
nilai-nilai keteguhan dalam mengaktualisasikan kemampuan diri,keterlibatan
dalam berbagai tantangan secara nyata.
|
Kognitif
Analisis
Sintesi
Evaluasi
Keterampilan
Melakukan
Imajinasi
|
Tahap
II proses berpikir dan kepekaan
|
Afektif
Kesadaran
/atau keterbukaan terhadap konflik,relaksasi,dan pengembanagan
Pengembangan nilai-nilai.
Peningkatan rasa aman,proses pengembangan fantasi dan penelitian.
|
Kognitif
Kelancaran
Fleksibel
Originalitas
Elaborasi
|
Tahap I fungsi Divergen
|
Afektif
Rasa ingin tahu
kemauanuntuk memberikan respons.kesedian menerima pengalaman.berani mengambil
resiko.kepekaan terhdap adanya masalah.kesabaran terhadap
ketidakpastian,percaya diri
|
B.
KENDALA DALAM PENGEMBANGAN
KREATIVITAS
Dalam mengembangkan dan mewujudkan
potensi kreatifnya,seseorang pakah dia anak atau orang dewasa dapat mengalami
berbagai hambatan,kendala,rintangan yang dapat merusak bahkan mematikan
kreativitasnya. Sumber kendala itu dapat bersifat internal, yaitu berasal dari
individu itu sendiri,dan dapat bersifat eksternal yaitu terletak pada
lingkungan makro (kebudayaan,masyarakat) maupun lingkungan mikro
(keluarga,sekolah,teman sebaya).
·
Sumber kendala
Shallcross ( 1985) menggolongkan kendala
atau rintangan dalam menggunakan potensi kreatif ke dalam historis,biologis,
fisiologis,dan sosiologis.
a) Kendala
Historis
Di tinjau secara historis
ada kurun waktu tertentu yang merupakan puncak kejaan kreativitas. Sebaliknya
pula kurun waktu yang tidak menunjang bahkan menghambat pengembangan
kreativitas perorangan maupun kelompok..
Shallcrossmenyebut sebagai contoh di dunia
barat, kehidupan pada abad Victoria tidak memberikanbanyak kebebasan untuk
perilaku termasuk pemikiran anggota masyarakatnya.sehubungan dengan ini timbul
pertanyaan, sejauh mana kebudayaan indonesia saat ini mampu membuat iklim yang
kondusif untuk pengembangan kreativitas, atau kendala-kendala apakah,jika ada penghambat
produktivitas kreatif masyarakat indonesia, dibandingkan misalnya dengan zaman
colonial belanda selama tiga abad, dan dibandingkan dengan masa pendudukan
jepang selama tiga tahun?.
b) Kendala
Biologis
Dari sudut tinjau biologis,beberapa pakar
menekankan kreatif merupakan ciri herediter,sementara pakar lainnya percaya
bahwa lingkunganlah yang menjadi faktor penentu utama.harus diakui bahwa gen
yang di warisi berperan dalam menentukan batas-batas intelegensi,tetapi sering
dalam hal intelegensi kreatif,hereditas lebih banyak di gunakan sebagai alasan
daripada merupakan kenyataan.
c) Kendala
Fisiologis
Seorang dapat mengalami kendala faali karena
terjadi kerusakan otak penyakit atau karena kecelakaan. Atau seseorang
menyandang salah satu ketunaan fisik yang menghambatnya untuk mengungkapkan
kreativitasnya.namun ada seorang pelukis yang cacat fisik,Bethoven ketika tuli
masih dapat mengubah simfoni,Helen keller seorang tunanetra dan tunarungu dapat
menjadi penyair dan pengarang.
d) Kendala
Sosiologis
Lingkungan sosial mempunyai dampak terhadap
ungkapan kreati kita.setiap masyarakat memiliki nilai,norma,dan tradisi
tertentu,kegiatan,minat,dan perilaku kolektif,
Lingkungan sosial merupakan faktor utama yang menetukan kemampuan kita
untuk menggunakan potensi kreatif dan unutuk mengungkapkan keunikan
kita.ungkapan kreatif melibatkan resiko pribadi.sering orang mundur dari
pernyataan pikiran atau pendapat agar merasa di terima. Implikasinya jelas bagi
mereka yang berupaya yang menumbuhkan
perilaku kratif melalui mengajar.
e) Kendala
Psikologis
Dari semua kategori kendala terhadap
produktivitas kreatif yang tersebut di muka-historis,biologis, fisiologis,dan
sosiologis, kendala yang paling utama dan penting mendapat perhatian pendidik
adalah kendala psikologis terhadap perilaku kreatif.
LINGKUNGAN YANG MENUNJANG DAN
MENGHAMBAT KREATIVITAS
Jenis Lingkungan yang
terlibat
|
Lingkungan yang menunjang
|
Lingkungan yang menghambat
|
Sarana Prasarana
|
Suasana
kelas (pengaturan fisik di kelas)bersifat fleksibel
|
Suasana kelas kaku
|
Orang
Dewasa(guru,kepala sekolah)
|
Sering
mengajukan pertanyaan terbuka ( mengapa,bagaimana,kira-kira, pendapat kamu
tentang…..)
|
Selalu mengajukan
pertanyaan tertutup
|
Program pembelajaran
|
Kegiatan-kegiatan
yang disajikan penuh tantangan sesuai dengan usia dan karakteristik anak.
|
Kegiatan yang disajikan
sulit,membuat anak frustasi
|
Orang
dewasa (guru,kepala sekolah)
|
Berperan sebagai
model,fasilitator,mediator,inspirator
|
Berperan sebagai
instruktur
|
Idem
|
Mendorong
anak unutk belajar mandiri
|
Cendrung membantu dan
melayani
|
Program pembelajaran
|
Anak
ikut ambil bagian pada pembelajaran
|
Tidak
melibatkan anak secara aktif
|
Idem
|
Menekankan pada
“proses”belajar.
|
Lebih mementngkan
“produk”atau hasil belajar
|
Orang
dewasa (guru,kepala sekolah)
|
Menghindari
memberikan contoh dan mengarahkan pemikiran anak
|
Cendrung
memberikan contoh dan berada di depan anak untuk mengarahkan
|
Idem
|
Sebagai mitra belajar
|
Sebagai sumber belajar dan
penyampai imformasi satu-satunya
|
Guru sebagai salah satu lingkungan yang
dapat menunjang kreativitas berperan sebagai model,fasilitaor,mediator,dan
inspirator bagi anak dalam usaha memunculkan perilaku kreatif. Untuk itu,guru
harus memiliki tanggung jawab:
1) Kemampuan
menerima keunikan individu.
2) Bersedia
menerima cara pandang anak.
3) Kemampuan menyediakan program-program yang menantang anak
bereksplorasi.
C.
IMPLIKASI
BERFIKIR SIMBOLIS DALAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK.
Menurut Munandar, Kreativitas adalah kemampuan untuk
membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi , atau unsure-unsur yang
ada. Sehingga dapat juga dikatakan,
kreativitas adalah kemampuan seseorang memecahkan masalah berdasarkan data atau
informasi yang tersedia dan dapat menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap
suatu masalah tersebut. Penekanan
hal ini terletak pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban. Secara
operasional kreativitas dapat dirumuskan sebagai suatu kemampuan yang mencerminkan
kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan orisinalitias dalam berpikir, serta
kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu
gagasan (1999 : 47).
Menurut Clark terdapat beberapa aspek yang mempengaruhi kreativitas yang
dikenal dengan model integratif (Jamaris , 2006:66) :
1. Kognitif
Kemampuan berpikir yang
dapat mengembangkan kreativitas adalah kemampuan berpikir divergen.
2. Intuisi
dan imajinasi
Kreativitas berkaitan dengan
aktivitas belahan otak kanan dan di belahan otak kanan ini intuisi serta
imajinasi dihasilkan.
3. Penginderaan
Kreatifitas
dipengaruhi oleh aspek kemampuan melakukan penginderaan secara peka. Sehingga
seseorang dapat menemukan sesuatu yang tidak dapat dilihat atau dipikirkan
orang lain
4. Kecerdasan
emosi
Dalam hal ini kecerdasan
emosi berkaitan dengan sikap seseorang yang kreatif ketika menghadapi berbagai
masalah yang akan dipecahkan.
·
Einon membagi tahap
perkembangan keterampilan kreatif sebagai tanah liat/playdough
Bertitik tolak dari uraian tersebut diatas,maka perlu
dilakukan bertbagai usaha untuk mengembangkan kreativitas anak dalam fase
praoperasional,khususnya dalam
menciptakan kondisi-kondisi yang kondusif bagi usaha tersebut,seperti
yang diuraikan di bawah ini.
a) Memberikan berbagai kesempatan untuk kemunculan perilaku
yang kreatif.permainan simbolis yang dilakukan anak merupakan wahana yang dapat
di mamfaatkan dalam mengembangkan
kreativitas anak.oleh sebab itu di taman kana-kanak,merupakan suatu
keharusan untuk menyediakan sudut bermain yang dapat digunakan anak untuk
melakukan berbagai fantasi atau imajinasi yang ditampilkan anak dalam melakukan
aktivitas bermainnya merupakan wujud dan kreativitas anak tersebut.
b) Memperlihatkan pada anak bahwa fantasi yang
ditampilkannya memiliki nilai-nilai tertentu.
c) Meminta anak untuk menceritakan tentang
fantasinya.misalnya,menanyakan apa yang digambar anak.
d) Hindari memberikan contoh atau mengarahkan pemikiran
anak. Biarkan anak menentukan sendiri kegiatan dan cara-cara melakukan kegiatan
yang dipilihnya sendiri,selama hal tersebut tidak membahayakan anak.tindakan
ini ditujukan untuk mengembangkan kemampuan yang berkaitan dengan karakteristik
kreativitas lainnya,yaitu originalitas dan fleksibilitas.
STIMULASI PERKEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA 0-5 TAHUN (Bagian I)
PENDAHULUAN
Pada dasarnya, semua anak
kreatif, orang tua dan guru hanya perlu menyediakan lingkungan yang benar untuk
membebaskan seluruh potensi kreatifnya. Di dalam pendidikan anak usia dini,
orang tua dan guru bukanlah pengajar. Orang tua dan guru diharapkan memberikan
stimulasi pada anak, sehingga terjadi proses pembelajaran yang berpusat pada
anak.
Stimulasi dapat diberikan dengan
cara memberikan kesempatan pada anak untuk menjadi kreatif. Biarkan anak
dengan bebas melakukan, memegang, menggambar, membentuk, ataupun membuat dengan
caranya sendiri dan menguraikan pengalamannya sendiri. Bebaskan daya kreatif
anak dengan membiarkan anak menuangkan imajinasinya. Ketika anak mengembangkan
keterampilan kreatif, maka anak tersebut juga dapat menghasilkan ide-ide yang
inovatif dan jalan keluar dalam menyelesaikan masalah serta meningkatkan
kemampuan dalam mengingat sesuatu. Suatu cara yang mampu menyalakan
percikan-percikan kreativitas anak usia dini adalah dengan membebaskan anak
menuangkan pikirannya.
Masalah-masalah yang Terjadi dalam Proses Menuangkan Pikiran
Otak manusia terdiri dari 2 belahan,
kiri (left hemisphere) dan kanan (right hemisphere) yang disambung oleh
segumpal serabut yang disebut corpuss
callosum. Belahan otak kiri terutama berfungsi untuk berpikir
rasional, analitis, berurutan, linier, saintifik seperti membaca, bahasa dan
berhitung. Sedangkan belahan otak kanan berfungsi untuk mengembangkan imajinasi
dan kreativitas. Kedua belahan otak tersebut memiliki fungsi, tugas, dan respons
berbeda dan harus tumbuh dalam keseimbangan.
Dalam proses menuangkan
pikiran, manusia berusaha mengatur segala fakta dan hasil pemikiran dengan cara
sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan dari awal, dengan
harapan bahwa akan lebih mudah mengingat dan menarik kembali informasi di
kemudian hari. Sayangnya, sistem pendidikan modern memiliki kecenderungan untuk
memilih keterampilan-keterampilan “otak kiri” yaitu matematika, bahasa, dan
ilmu pengetahuan dari pada seni, musik, dan pengajaran keterampilan berpikir,
terutama keterampilan berpikir secara kreatif.
Sebenarnya,
anak-anak dapat menuangkan pikiran dengan caranya masing-masing. Proses
menuangkan pikiran menjadi tidak beraturan atau malah tersendat ketika
anak-anak terjebak dalam model menuangkan pikiran yang kurang efektif sehingga
kreativitas tidak muncul. Model dikte dan mencatat semua yang didiktekan
pendidik, mendengar ceramah dan mengingat isinya, menghafal kata-kata penting
dan artinya terjadi dalam proses belajar dan mengajar di sekolah atau di mana
saja menjadi kurang efektif ketika tidak didukung oleh kreativitas pendidik
atau anak itu sendiri. Masalah-masalah lain muncul ketika anak berusaha
mengingat kembali apa yang sudah didapatkan, dipelajari, direkam, dicatat atau
yang dahulu pernah diingat. Beberapa anak mengalami kesulitan berkonsentrasi,
atau ketika mengerjakan tugas. Ini terjadi dikarenakan catatan ataupun
ingatannya belum teratur. Untuk itu dibutuhkan suatu alat untuk membantu otak
berpikir secara teratur.
Bahasa
gambar adalah cara penyampaian informasi dengan menggunakan gambar. Bahasa
gambar digunakan pada peta pikiran karena otak memiliki kemampuan alami untuk
pengenalan visual, bahkan sebenarnya pengenalan yang sempurna. Inilah sebabnya
anak akan lebih mengingat informasi jika menggunakan gambar untuk
menyajikannya. Peta pikiran menggunakan kemampuan otak akan pengenalan visual
untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya. Dengan kombinasi warna, gambar,
dan cabang-cabang melengkung, peta pikiran lebih merangsang secara visual
daripada metode pencatatan tradisional, yang cenderung linear dan satu warna.
Para
jenius kreatif menggunakan bahasa gambar untuk menyusun, mengembangkan, dan
mengingat pikiran mereka. Sebagai contoh, Leonardo da Vinci. Leonardo
menggunakan gambar, diagram, simbol, dan ilustrasi sebagai cara termurni untuk
menangkap pikiran-pikiran yang bermunculan di otaknya dan mencurahkannya di
kertas. Baginya, bahasa kata-kata berada di tempat kedua sesudah bahasa gambar
dan digunakan untuk memberi label, menunjukkan atau menjelaskan pikiran dan
penemuan kreatifnya.
Gambar-gambar
membantu Leonardo menjelajah pikirannya dalam berbagai bidang, seni, ilmu faal,
permesinan, akuanautik, dan biologi. Contoh lain adalah Richard Feynman,
fisikawan pemenang Hadiah Nobel, ketika masih muda menyadari bahwa imajinasi
dan visualisasi adalah bagian terpenting dari proses pemikiran kreatif. Dengan
begitu ia memainkan permainan-permainan imajinasi dan belajar menggambar. Ia
menempatkan seluruh teori kuantum elektrodinamik ke bentuk visual dan
diagramatik yang baru. Ini menjurus ke pengembangan diagram Feynman yang
sekarang terkenal itu – representasi gambar dari interaksi partikel, yang
sekarang digunakan murid di seluruh dunia untuk membantu mereka memahami,
mengingat, dan menciptakan ide-ide dalam realisme fisika dan ilmu umum.
A.
STIMULASI ASPEK-ASPEK
PERKEMBANGAN ANAK
1. Pengertian
Stimulasi Perkembangan Anak
Stimulasi dalam kamus indonesia
dictionary berarti perangsangan,perangsang,pendorong,stimulasi adalah
perangsangan atau pendorong yang datang dari lingkungan diluar diri anak,dalam
makna yang lebih luas, terutama dari tinjauan edukatif,stimulasi mempunyai makna
usaha yang dilakukan pendidik untuk memberikan berbagai program rangsangan atau
dorongan agar potensi anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.maka
stimulasi ini memberikan rangsangan positif yang dilakukan secara sadar dan
bertanggung jawab
Baraja stimulasi adalah suatu rangsangan
yang disentuhkan terhadap individu pada bagian-bagian tertentu untuk
meningkatkan perkembangannya. Sentuhan akan mengaktifkan kerja syaraf-syaraf
perkembangan individu.Diantara rangsangan yang perlu di sentuh adalah visual,auditf,verbal
dan taktil. Sinolungun stimulasi adalah intervensi yang mendalam,Conny Semiawan stimulasi intelektual sangat di
pengaruhi oleh lingkungan sejak bayi,dikatakan ada tiga tahap perkembangan yang
bersifat pasif selanjutnya fase aktif mencakup semua pengalaman dalam interaksi
dengan lingkungan.
Dari bahasan di atas tentang
stimulasi,pada intinya adalah merupakan perangsangan yang datang dari
lingkungan dari luar diri anak, artinya,bahwa stimulasi menjadi kebutuhan yang
sangat mendasar dan mutlak di butuhkan untuk kepentingan tumbuh kembang anak.
Berkaitan dengan stimulasi yang dimaksud
dalam tulisan ini adalah stimulasi terhadap aspek-aspek perkembangan anak usia
dini,sebagaimana yang di ungkap dalam Bruce bahwa proses perkembangan anak adalah
merupakan sesuatu yang utuh, antara
bagian saling berhubungan dan memperngaruhi, disebut dengan PILLES; physical
development,intelectual development,language Development,Emotional development,
social development dan spritual development.
2. Pentingnya
Stimulasi Aspek Perkembangan Anak
Stimulasi sangat penting untuk tumbuh
kembang anak,berfungsi membantu meletakkan kemampuan dasar kearah optimalisasi
perkembangan sikap dan perilaku positif serta seluruh potensi lainnya yang
dimiliki anak. Dukungan teori dalam hal stimulasi untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak sejak awal,seperti antara lain yang di kemukakan oleh Ivan
Petrovich pavlo (1849-1936) dengan konsep Classical Conditoning,bahwa seorang
siswa di berikan stimulus penghargaan dan belajar untuk menerima pengahargaan
itu kapanpun, juga konsep yang dilakukan oleh BF.Skinne (
1905-1990),pengkondisian (openrant conditioning) bahwa perilaku seseorang lebih
dipertegas. pemberian penghargaan atas usaha akan memberikan penguatan positif
pada perilaku seseorang (sebaliknya
penguatan negative). Artinya anak yang mendapat stimulasi yang tepat dan
terarah akan lebih cepat berkembang
dibandingkan anak yang kurang atau bahkan tidak distimulasi.
Pentingnya pemberian stimulasi yang
dikemukakan oleh Sujiono dkk,yakni agar potensi anak dapat teraktualisasi dan
dapat di gunakan sehari-hari khususnya pemberian stimulasi untuk anak usia
dini.
·
Memberikan stimulasi yang
sesuai dengan perkembangannya dengan memperhatikan perbedaan kemampuan dan
minat individu dan selalu mempertimbangkan berbagai karateristik perkembangan
anak.
·
Memberikan latihan-latihan
yang di butuhkan dan memberikan pengarahan serta bimbingan yang benar.
· Membantu
mengembangkan dan melatih kognitif,afektif dan psikomotorik sehingga akan
dihasilkan kreativitas dalam berfikir dan bertindak.
3.
Peranan Stimulasi Aspek
Perkembangan Anak
Stimulasi bertujuan untuk mempercepat
dan meningkatkan kualitas aspek perkembangan,meningkatkan mekanisme integrasi
antar aspek perkembangan,membantu anak mengeksplorasikan kemampuan yang
dimiliki, serta melindungi anak dari perasaan tidak nyaman, merasa dihukum,dipersalahkan,direndahkan karena gagal melakukan sesuatu,membantu anak
mengembangkan perilaku adaptif dan terarah ( Ekowani)
Untuk pemberian stimulasi harus mempertimbangkan;
tujuan stimulasi,kapan stimulasi diberikan,mengacu pada usia anak dan masa peka
anak, bahwa anak yang diberikan stimulasi dini dan anak-anak yang orang tuanya
responsif terhadap kebutuhan anak,menunjukkan tingkat perkembangan yang lebih cepat
dari pada anak yang tidak mendapatkan stimulasi.
Maka peranan stimulasi pada semua aspek perkembangan anak
sebagaimana di jelaskan oleh Baraja bahwa peranan stimulasi yang dibutuhkan
pada anak sejak awal perkembangannya adalah stimulasi visual,stimulasi
auditif,stimulasi verbal,dan stimulai taktil. Peranan
stimulasi visual (penglihatan) dan stimulasi auditif (pendengaran) sangat
bermamfaat pada anak, stimulasi tersebut untuk anak belajar memperhatikan dan
mendengar sesuatu,sebagai suatu proses untuk mendapatkan pengertian dan
pengetahuan dan juga berguna bagi perkembangan bahasa.
Peranan stimulasi verbal agar anak
dapat mengungkapkan rasa keinginan dan kebutuhannya melalui komunikasi. Dengan
stimulasi verbal yang tertata dan
bertahap anak akan mendapatkan peningkatan perkembangan komunikasi, sebagaimana
penelitian Walraven (1973) menyatakan, bahwa
bayi-bayi yang sering diajak bicara oleh ibu-ibu mereka dengan menyebut
benda-benda yang ada di sekelilingnya,akan mendapatkan suatu tingkat perkembangan
yang lebih tinggi dari pada bayi- bayi yang tidak mengalami perlakuan seperti
itu.
Maka dengan seringnya anak di ajak
berbahasa verbal dan adanya penguatan verbal,maka kualitas dan kuantitas atau
kematangan vokalisasi seorang anak akan dapat bertambah,dan seterusnya anak
akan banyak menirukan apa yang di ucapkan orang di sekitarnya,hingga ia
membentuk perbendaharaanya sendiri.
Peranan stimulasi taktil sangat bermamfaat untuk menimbulkan rasa aman dan percaya diri
anak dalam mempertahankan hidupnya selama dalam perkembangannya. Sentuhan fisik
dan belaian pada saat anak sedang mengalami perkembangan fisiologinya dan
psikologinya sangat berperan dalam kehidupan sosial dan perkembangan
pengetahuan anak,kurangnya sentuhan fisik merupakan salah satu penyebab adanya
penyimpangan perilaku sosial,emosional dan motorik seorang anak. Dengan
demikian peranan stimulasi dalam perkembangan anak sangat menunjang pada perkembangan anak dalam hal ini:
1) Perkembangan
kognitif,yaitu daerah pemahaman yang merupakan suatu tempat penerimaan
informasi yang diperoleh dari stimulasi-stimulasi tersebut. Dari pemahaman akan
dihantarkan pada daerah-daerah lainnya,seperti stimulasi visual,dengan
memperhatikan sesuatu yang disenangi akan diterima oleh kognitif untuk dibentuk
suatu pemahaman. Stimulasi yang diberikan
dengan baik sesuai dengan usia perkembngannya,akan menjadikan kematangan
dalam perkembngannya. Dan siap untuk melanjutkan proses perkembngan tanpa
adanya hambatan dan rintangan.
2) Perkembangan
afektif,stimulasi-stimulasi yang di berikan tersebut akan menimbulkan rasa
penerimaan anak terhadap lingkungannya,rangsangan yang di berikan akan
memberikan suatu kepercayaan bahwa dirinya mendapat perhatiaan dan kasih sayang
dari lingkungannya. Oleh karena itu anak akan membalas pemberian itu dengan
rasa yang sama,seperti rangsangan senyum yang diberikan pada anak,akan di balas
dengan senyuman.dalam hal ini adalah memicu untuk perkembangan sosio-emosional
anak.
3) Perkembangan
motorik,memberikan respon atau rangsangan saat anak melakukan perilaku atau
melakukan suatu tingkah laku tertentu, akan memberikan pengaruh sangat penting
dalam perkembangan kinestetis atau keterampilan pada anak,rangsangan tersebut
akan memberikan pada diri anak yang mendapat respon atas tingkah lakunya,merasa
bahwa tingkah lakunya dapat memberikan sesuatu dalam lingkungannya maka ia akan
mengualangi perilaku tersebut.
Dalam konsep teori kedewasaan yang
ditemukan oleh JJ Rousseau,menyakini bahwa setiap perkembangan fisik,sosial,emosional,dan inetelektual akan
mengikuti waktu individu sebelum di tentukan secara mendasar,mereka menyakini
bahwa anak akan mengembangkan potensinya bila berada dalam lingkungannya tidak
sesuai.
KONSEP KREATIVITAS
Apakah sebetulnya kreativitas itu?
Mungkin
hal yang paling penting disadari oleh orangtua dan guru ialah bahwa setiap
orang memilki potensi untuk kreatif. Oleh sebab itu maka ada beberapa pandangan
tentang kreativitas.
kreatifitas merupakan suatu ungkapan yang tidak asing
lagi dalam kehidupan sehari-hari,khususnya bagi anak prasekolah yang selalu berusaha
menciptakan sesuatu sesuai dengan fantasinya. Kreatifitas pada anak di taman
kanak-kanak ditampilkan dalam berbagai bentuk,baik dalam membuat gambar yang
disukainya maupun dalam bercerita atau dalam bermain peran,seperti berpura-pura
jadi ibu atau ayah ataupun menampilkan berbagai gerakan berkaitan dengan
aktivitas motorik yang dilakukannya,seperti menunjukkan gerakan tari atau
silat.
Salah
satu kendala dalam mengembangkan kreativitas adalah sikap orang tua atau guru
yang kurang memberi kesempatan perkembangan kreativitas secara optimal. Hal ini
di sebabkan oleh pandangan-pandangan yang sempit, dalam arti bahwa anak harus
menurut apa yang dikatakan oleh orangtua atau guru. Dengan kata lain,anak tidak
boleh berfikir berbeda dari orang lain keterbatasan dalam mengekspresikan
pikiran-pikiran yang berbeda dari orang lain pada hakekatnya merupakan
pelanggaran kebebasan dan hak asasi anak,khususnya anak ditaman kanak-kanak yang berada pada fase
praoperasional. Pada fase ini,sifat dan cara berfikir anak berpusat pada cara
pandanganya,dan ia belum mampu mengikuti cara pandang orang lain. Dengan
demikian,anak diprasekolah pada dasarnya membutuhkan kesempatan untuk
mengungkapkan cara pandangnya secara bebas, sehingga fantasi –fantasi yang difikirkan dapat diekspresikan secara
bebas pula.
Anak yang dapat hambatan mengungkapkan pikirannya secara
bebas akan terpengaruh perkembangan psiko sosialnya. Ditinjau dari segi
psikososial,anak pra sekolah berada dalam fase inisiatif dan rasa bersalah.
Anak yang mendapatkan kesempatan untuk mewujudkan
berbagai inisiatif yang difikirkannya akan berkembang menjadi anak yang percaya
diri,sebaliknya,anak yang tidak mendapat kesempatan untuk melakukan hal
tersebut secara bebas akan menjadi anak yang selalu merasa bersalah karena
takut disalahkan orangtua atau guru yang tidak begitu memahami kebutuhan anak
pada masa ini. Selanjutnya,anak tersebut berkembang menjadi anak yang kurang
percaya diri.
Kreativitas merupakan suatu konsep yang dapat di jelaskan
dari berbagai sudut pandang,sudut pandang tersebut akan mempengaruhi arti
kreativitas.
Beberapa devinisi kreativitas di rumuskan berdasarkan
sudut pandang yang di tekankan pada kepribadian,sementara pandangan lain
mendevinisikan kreativitas dari sudut pandang yang berkaitan dengan produk yang
dihasilkan. Selanjutnya,beberapa devinisi di rumuskan berdasrkan proses. Sementara
yang lainnya mendasarkan devinisi kreativitas pada kontrol yang dilakukan
manusia terhadap tekanan-tekanan yang dialaminya,seperti tekanan akan
terjadinya suatu kemunduran atau regresi (kitano dan kirby,1986:193-202)
1. Kreativitas
Sebagai kontrol Terhadap Regresi
Kreativitas merupakan kemampuan
seseorang untuk mengendalikan tekanan regresi yang dialaminya. Definisi ini
didasarkan pada pandangan atau teori psikoanalisis. Pandangan ini sangat
berpengaruh pada tahun 1920-1950, dalam
masalah ini,tokoh-tokoh psikoanalisis
yang terkemuka diantaranya. Sigmud Preud,Carl gustayn jung, ernest krsirt dan
pandangan psikoanalisis tentang pribadi manusia dapat dijelaskan berdasarkan
tiga tingkatan kesadaran manusia: yaitu sadar ,ambang sadar dan tidak sadar.
Ambang
kesadaran berisi berbagai aspek yang
berkaitan dengan harapan ide dan cita-cita yang kehadiranya kadang-kadang tidak
disadari.Harapan dan keinginan yang tidak disadari kehadirannya akan muncul
dalam bentuk mimpi.
Selanjutnya psikoanalisis memandang
kepribadian manusia terdiri dari rangkaian susunan yaitu:id,ego,dan super ego.
Ide berkaitan dengan ketidaksadaran yang
bersifat insting dan mencari
kesenangan.misalnya,keinginan untuk selalu makan makanan yang lezat,berkaitan
dengan kesadaran akan sesuatu yang nyata dan masuk akal,sehingga membantu
manusia untuk berinteraksi secara sosial dan bertanggung jawab atas
perbuatannya.
Pandangan tersebut di atas menjelaskan
kreativitas sebagai proses pelepasan kontrol ego sehingga memungkinkan ambang
sadar manusia dapat terungkap secara bebas. Pengungkapan tersebut dapat
diwujudkan dalam bentuk berbagai ide dan karya lainnya.misalnya,karya seni
seperti lukisan dan musik.
2.
Kreativitas Sebagai
Aspek Kepribadian
Kreativitas sebagai kepribadian
merupakan pandangan yang dikemukakan oleh para ahli psikologi aliran
humanistis,seperti Carl Roger dan Abraham Maslow (kitano dan kirby,1986:194).
mereka mendefinisikan kreatifitas sebagai sebagai salah satu kepribadian yang
berkaitan dengan aktualisasi diri. menurut
kedua ahli tersebut,setiap individu sejak dilahirkan telah memiliki potensi
untuk menjadi kreatif.perkembangan potensi kreatif ini sangat dipengaruhi oleh
kondisi-kondisi lingkungan disekitar
individu tersebut. Apabila lingkungan yang mengelili individu memberi
kesempatan baginya untuk mewujudkan potensinya dan kreativitas yang telah
dimilkinya sejak lahir,maka potensi ini akan terwujud dalam aktualisasinya diri.
Aktualisasi diri dapat diwujudkan dalam berbagai kegiatan,misalnya
melukis,musik,dan karya-karya lainnya.
Menurut roger,pengungkapan kreativitas seorang sangat di
pengaruhi oleh faktor-faktor yang
berkaitan dengan:
·
Kreativitas
Keterbukaan terhadap pengalaman,yang disertai dengan tingkat kelenturan dan
toleransi yang tinggi terhadap ketidak pastian.
·
Kepuasan
diri seorang terhadap apa yang dilakukannya dan tidak tergantung pada kritik
yang diberikan oleh orang lain.
·
Kemampuan
dalam menggabungkan konsep dan elemen-elemennya secara berarti sehingga
mengahasilkan suatu ide atau karya tertentu.
3. Sebagai
Kemampuan Mental
Beberapa teori seperti teotri gestalt dan
teori psikometri telah mendefinisikan bahwa kreativitas merupakan kemampuan
mental atau proses yang mendasari pikiran-pikiran kreatif.
4. Kreativitas Sebagai Akuntabilitas Ke-giffted-an dan
Keberbakatan
Clark (1983)
mengemukakan bahwa kreativitas adalah ekspresi tertinggi dari kemampuan
individu yang dikelompokkan ke dalam gifted dan berbakat,yaitu individu yang
memiliki intelegensi 130-150.
-
Aspek Yang Mempengaruhi
Kreativitas
Ø Aspek
Kemampuan Kognitif
Ø
Aspek Intuisi dan Imajinasi
Ø
Kreativitas berkaitan dengan
aktivitas belahan otak kanan
Kemampuan koginitif (kemampuan berfikir)
merupakan salah satu yang berpengaruh terhadap munculnya kreativitas seseorang.
Oleh sebab itu,intuitif merupakan aspek lain yang mempengaruhi
munculnya kreativitas.
Ø
Aspek Pengindraan
Kreativitas di pengaruhi
oleh aspek kemampuan melakukan penginderaan,yaitu kemampuan menggunakan panca indera
secara peka. Kepekaan dalam penginderaan ini menyebabkan seseorang dapat
menemukan sesuatu yang tidak dapat di lihat atau di fikirkan oleh orang lain.
Ø
Aspek Kecerdasan Emosi
Kecerdasan emosi adalah aspek yang berkaitan
dengan keuletan,kesabaran,dan ketabahan,dalam mengahadapi ketidak pastian dan
berbagai masalah yang berkaitan dengan kreativitas.
-
Karakteristik kreativitas
Ø
Kelancaran
Kelancaran yaitu kemampuan untuk memberikan
jawaban dan mengemukakan pendapat atau ide-ide dengan lancar.
Ø
Kelenturan
Kelenturan yaitu kemampuan untuk mengemukakan
berbagai alternatif dalam pemecahan masalah.
Ø Keaslian
yaitu kemampuan untuk menghasilkan berbagai
ide atau karya yang asli hasil pemikiran sendiri.
Ø
Elaborasi
Kemampuan untuk memperluas ide dan
aspek-aspek yang mungkin tidak terpikirkan atau terlihat oleh orang lain.
Ø
Keuletan dan kesabaran
Keuletan dalam menghadapi rintangan,dan
kesabaran dalam menghadapi suatu situasi yang tidak menentu merupakan aspek
yang mempengaruhi kreativitas.
C.
TUJUAN PENGEMBANGAN
KREATIVITAS ANAK
Mengapa kreativitas itu penting untuk dimunculkan,dipupuk dan
dikembangkan dalam diri anak sebagaimana yang tertuang pada salah satu buku
karangan S.C Utami Munandar.Ada lima alasan
kreativitas penting untuk dimunculkan,dipupuk dan dikembangkan dalam
diri anak diantaranya berikut ini.
1) Dengan
berkreasi anak dapat mewujudkan dirinya.perwujudan diri adalah salah satu
kebutuhan pokok manusia sebagaimana yang di ungkapkan oleh seorang ahli,maslow
(1968) Salah satu dari kebutuhan pokok seorang manusia adalah
aktualisasi/perwujudan diri.
2) Dengan
kemampuan berfikir kreatif dimungkinkan dapat melihat berbagai macam
penyelesaian suatu masalah.mengekspresikan pikiran-pikiran yang berbeda dari
orang lain tanpa dibatasi pada hakekatnya akan mampu melahirkan berbagai macam
gagasan.
3) Bersibuk
diri secara kreatif (sebagaimana kebutuhan anak TK yang selalu sibuk dan ingin
tahu) akan memberikan kepuasan kepada individu tersebut. Hal ini penting untuk diperhatikan karena tingkat
ketercapaian kepuasan seseorang akan mempengaruhi perkembangan sosial emosinya.
4) Dengan kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas
hidupnya.gagasan baru sebagai buah pemikiran kreatif akan sangat diperlukan
untuk menghadapi masa depan yang
penuh tantangan. Untuk itu pemikiran,sikap dan perilaku kreatif sangat perlu
dimunculkan, dipupuk dan dikembangkan sejak dini.
Berdasarkan alasan
diatas maka tujuan pengembngan kreativitas anak usia dini adalah sebagai
berikut:
·
Mengenalkan
cara mengekspresikan diri melalui hasil karya dengan menggunakan teknik-teknik
yang dikuasainya.
·
Mengenalkan
cara dalam menemukan alternatif pemecahan masalah.
·
Membuat
anak memilki sikap keterbukaan terhadap berbagai pengalaman dengan tingkat
kelenturan dan toleransi yang tinggi terhadap ketidakpastian.
·
Membuat
anak memilki kepuasan diri terhadap apa yang dilakukannya dan sikap menghargai
hasil karya orang lain.
·
Membuat
anak kreatif,yaitu anak yang memilki:
1) Kelancaran
untuk mengemukakan gagasan.
2) Kelenturan
untuk mengemukakan berbagai aklternatif pemecahan masalah
3) Orisinalitas
dalam menghasilkan pemikiran-pemikiran
4) Elaborasi
dalam gagasan.
5) Keuletan
dan kesabaran atau kegigihan dalam menghadapi rintangan dan situasi yang tidak
menentu.
D.
FUNGSI PENGEMBANGAN
KREATIVITAS PADA ANAK
Pelaksanaan pengembangan kreativitas
pada anak merupakan salah satu sarana pembelajaran yang menunjang untuk
mengembangkan beberapa aspek perkembangan anak. hal ini dapat dilihat pada
fungsi pengembangan kreativitas pada anak usia dini sebagai berikut.
1) Fungsi
pengembangan kreativitas terhadap perkembangan kognitif anak,melalui
perkembangan kreativitas anak memperoleh kesempatan sepenuhnya untuk memenuhi
kebutuhan berekspresi menurut caranya
sendiri.pemenuhan kegiatan ini diperoleh anak dengan menciptakan sesuatu yang
lain dan baru. kegiatan yang menghasilkan sesuatu ini memupuk sikap anak untuk
terus bersibuk diri dengan kreatif yang akan memacu perkembangan
kognitif/keterampilan berfikirnya.
2) Fungsi
pengembangan kreativitas terhadap perkembangan jiwa.pengembangan kreativitas
mempunyai nilai terapis karena dalam kegiatan berekspresi itu anak dapat
menyalurkan perasaan-perasaan yang dapat menyebabkab ketegangan-ketegangan pada
dirinya,seperti perasaan sedih,kecewa,khawatir,takut dan lain-lain yang mungkin
tidak dapat dikataknnya.
3) Fungsi
perkembangan kreativitas terhadap perkembangan estetika.disamping kegiatan-kegiatan
berekspresi yang sifatnya mencipta,anak dibiasakan dan dilatih unutk menghayati
bermacam-macam keindahan seperti keindahan alam,lukisan,tarian,musik dan
sebagainya.dengan kegiatan tersebut maka
anak akan senantiasa menyerap pengaruh indah yang didengar,dilihat dan dihayatinya.ini
berarti perasaan estetis atau perasaan keindahan anak terbina dan
dikembangkan.pada akhirnya anak akan memperoleh kecakapan untuk
merasakan,membeda-bedakan, menghargai keindahan yang akan mengantar dan
mempengaruhi (kehalusan) budi pekertinya.dengan demikian,anak didekatkan dengan
sifat-sifat yang indah dan baik dalam kehidupannya sebagai manusia.
- Pemamfaatan Kemampuan
Berfikir Simbolis Dalam Pengembangan Kreativitas Anak
Seperti
yang telah diuraikan pada bagian sebelum ini,bahwa anak yang berada pada fase
praoperasional berpikir secara simbolis yang di hadirkan dalam bwerbagai bentuk
fantasi,maka kemampuan ini merupakan pintu untuk menumbuhkembangkan kreativitas
anak. Hal sejalan dengan hakikat kreativitas yang merupakan hasil operasi belahan
otak bagian kanan ini menyebabkan orang dapat melakukan berbagai imajinasi atau
fantasi,sehingga dapat diciptakan berbagai karya yang unik.
Fantasi
atau imajinasi yang hadir dalam masa operasional tampil dalam bentuk berbagai
aktivitas anak,baik pada waktu bermain,berbicara ataupun melakukan suatu
kegiatan yang lain.semua hal tersebut adalah refleksi dari kreativitas anak.
Langganan:
Postingan (Atom)