BELAJAR BANYAK HAL DARI KEGIATAN MAKAN BERSAMA
Individu
manusia terdiri dari jasmani dan rohani. Jasmani dan rohani manusia terdiri dari berbagai aspek perkembangan.
Anak merupakan sosok individu yang memiliki aspek perkembangan potensial untuk dikembangkan.
Aspek-aspek tersebut diantaranya kognitif, bahasa, motorik/fisik, seni,
kreativitas, emosi, sosial, spiritual, disiplin, moral, dan lain sebagainya.
Kebiasaan
yang baik dapat merangsang berbagai aspek ini. Terutama aspek perilaku yang
terdiri dari disiplin, kemandirian, spiritual, moral, dan konsep diri. Menurut
pandangan behavioristk kebiasaan yang dilakukan berulang secara kontiniu
kemudian diberikan penguatan berupa pujian atau pemberian hadiah dapat
mengembangkan perilaku baik. Perilaku yang diharapkan sesuai dengan nilai-nilai
dan norma yang berlaku di masyarakat maupun agama. Penguatan yang diberikan
dapat menyebabkan perilaku baik ini menetap mantap dalam diri anak. Sesuai
dengan fungsional memori manusia, dimana hal yang berkesan dapat menyebabkan
informasi atau kecakapan menetap mantap dalam memori jangka manjang manusia.
Berdasarkan
pemaparan sebelumnya, maka saya memutuskan untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan
baik kepada Hikari anak semata wayang kami yang berusia 2 tahun. Hal ini dilakukan
agar perilaku Hikari dapat sesuai dengan harapan sosial masyarakat, seperti
berlaku sopan pada orang yang lebih tua, mengucapkan terima kasih dan lain
sebagainya. Kebiasan baik yang saya tanamkan adalah kegiatan makan bersama.
Kegiatan ini dilakukan saat makan pagi, siang dan malam. Saya selalu mebiasakan
Hikari untuk makan di meja makan. Sejak usia 7 bulan Hikari sudah dibiasakan
makan sambil duduk bersama di meja makan. Sejak usia 1 tahun Hikari sudah bisa
makan sendiri, walaupun masih berantakan. Dengan makan bersama banyak aspek
yang bisa dikembangkan, mulai dari disiplin untuk tepat waktu makan, kemudian
sopan santun di meja makan, mengembangkan aspek spiritual dengan berdo’a
sebelum dan sesudah makan, dan masih banyak lagi. Saat ini saya sedang
membiasakan Hikari untuk dapat meletakkan piring bekas makannya ke tempat cuci
piring. Hal ini tidak hanya dilakukan oleh Hikari sendiri tetapi bersama dengan
ayah dan bundanya. Ayah dan bunda berperan
sebagai model untuk Hikari. Menurut pandangan kognitif sosial, bahwa anak
belajar melalui model yang dilihatnya, kemudian anak mengikuti atau modeling
dan mengimitasi contoh tersebut kemudian dengan sendirinya anak akan melakukan
hal yang dicontohkan tersebut.
Selain
disiplin dari kegiatan makan bersama, bunda juga bisa menanamkan moral kepada
anak melalui komunikasi yang dijalin saat makan bersama. Jadi selain menanamkan
nilai moral, bahasa anak juga ikut berkembang, karena melalui komunikasi
perbendaharaan kata anak bertambah. Tapi komunikasi ini dilakukan bukan saat
kita masih mengunyah makanan ya. Komunikasi dapat dilakukan disela-sela saat
kita sudah selesai mengunyah makanan. Perbincangan yang dibicarakan biasanya
adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan. Diharapkan masalah yang berat
jangan dibicarakan saat makan bersama karena bisa merusak selera makan. Jadi
yang dibicarakan adalah hal-hal ringan namun terselip berbagai pesan tentang
nilai-nilai moral. Komunikasi yang terjalin juga dapat mempererat hubungan
keluarga. Selain itu Kognitif anak juga dapat dikembangkan, seperti misalnya
berhitung banyak tahu di atas piring atau memperkirakan berapa sendok kuah sup
yang dapat memenuhi mangkuk. Saat makan bersama seperti ini juga dapat
memudahkan memberikan obat pada anak ketika sakit. Kebersamaan yang dirasakan
membuat anak melupakan keengganannya untuk minum obat. Apalagi jika demam,
biasanya anak jadi enggan makan dan susah minum obat. Melalui makan bersama,
kegiatan makan jadi sedikit lebih menyenangkan dan acara minum obat syrup penurun
panas jadi terasa lebih mudah. Rasa jeruknya yang enak juga merupakan nilai
tambah lho.
Kegiatan
sederhana ini sudah jarang sekali dilakukan. Dengan alasan kesibukan orang tua
yang bekerja menyebabkan sudah jarang keluarga yang melakukan kegiatan makan
bersama. Dengan demikian, agar tradisi ini tetap lestari maka sejak dini
kegiatan amakan bersama dibiasakan pada Hikari. Agar keluarga tetap mempunyai
waktu yang berkualitas di tengah-tengah kesibukan orang tua yaitu saat makan.
Komentar
Posting Komentar