Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah
salah satu aspek yang menonjol dari globalisasi. Sebagai masyarakat dunia,
pendidik tidak dapat menghindar dari kemajuan dan perkembangan teknologi. Tanpa
terkecuali Anak Usia Dini. Anak-anak juga tidak dapat menghindar dari begitu
banyaknya alat-alat digital yang mungkin saja sudah akrab anak jumpai di rumah.
Seperti, kamera, microwave, handphone, dan lain sebagainya yang menggunakan
teknologi digital. Untuk itu penulis dalam jurnal ini mencoba meneliti mengenai
pentingnya memasukkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam kurikulum untuk
Anak Usia Dini. Di Indonesia TIK juga termasuk salah satu poin penting dalam
kurikulum yang perlu dikembangkan dengan tetap mengacu pada standar nasional
pendidikan. Hal ini terdapat di dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
Nomor 20 tahun 2003 pasal 36 ayat 3 (UU Sisdiknas, 2003).
Kebutuhan akan perkembangan TIK yang juga
diperlukan untuk pendidikan juga terdapat dalam Undang-undang Sistem Pendidikan
nasional (UU Sisdiknas, 2003). Hal ini terdapat pada pasal 1 yang menyatakan
bahwa Pendidikan Nasional juga harus tanggap terhadap perubahan perkembangan
zaman. Dengan demikian perkembangan zaman yang pesat terutama perkembangan TIK
perlu juga diselaraskan dengan pendidikan terutama di Indonesia untuk
mempersiapkan para User bahkan
teknokrat-teknokrat Indonesia sejak usia dini. Jika sejak dini dibekali dengan
pendidikan berbasis teknologi diharapkan ketika dewasa anak-anak dapat
menyikapi perkembangan TIK dengan lebih bijaksana dan benar-benar menggunakan TIK
sebagai alat bukan mainan seperti yang pernah dikemukakan oleh Bill Gates
seorang teknokrat terkenal yang menemukan Microsoft(www.jurnalpendidikaninovatif.com,
2010).
Namun sebagian masyarakat menganggap
teknologi adalah hal buruk yang dapat merusak metode-metode tradisional yang
biasa digunakan untuk mengembangkan aspek perkembangan anak. Karena melalui TIK
kurang mengembangkan sosial interpersonal dan fisik anak. Hal demikian
merupakan pendapat dari masyarakat yang belum siap menghadapi perkembangan
teknologi digital.It is a technological world in
which children are often more comfortable than their parents and teachers.
Ini adalah dunia teknologi di mana anak-anak sering kali lebih nyaman daripada
orang tua dan guru ketika menggunakan alat-alat teknologi digital tersebut. Until very recently has been regarded as anathema to
effective early childhood education, where the emphasis has traditionally been
on the development of interpersonal social skills and physical coordination
(Ferguson, 2005; Miller, 2005). Sampai baru-baru ini telah dianggap
sebagai kutukan bagi pendidikan anak usia dini yang efektif, di mana penekanan
secara tradisional pada pengembangan keterampilan sosial interpersonal dan
koordinasi fisik (Ferguson, 2005; Miller, 2005).
Hambatan lain di Indonesia, pembelajaran
melalui TIK untuk Anak Usia Dini belum ditunjang dengan baik oleh sarana dan
prasarana. Sehingga hanya sebagian kalangan saja yang sudah dapat menikmati
pembelajaran berbasis TIK terutama di kota-kota besar di Indonesia. Berdasarkan
penelitian dari penulis jurnal ini pembelajaran berbasis TIK sangat efektif
bagi Anak Usia Dini karena mampu mengembangkan sembilan prinsip pembelajaran
yang aktif, konstruktif, kolaboratif, antusiastik, dialogis, kotekstual dan
reflektif. Karena pembelajaran berbasis TIK ini juga di dahului dengan
tahapan-tahapan pengenalan terhadap alat-alat TIK agar menarik minat anak untuk
dapat akrab dengan alat-alat tersebut hingga pada akhirnya menjadi suatu
kebutuhan bagi anak untuk mencari informasi bahkan memecahkan masalah (www.dispendikkabprop.org, 2010).
Dengan demikian untuk mempersiapkan Sumber
daya manusia yang maju dan memanfaatkan teknologi dengan baik, maka hal ini
perlu dipersiapkan sedini mungkin. Sejak usia dini perlu diperkenalkan dan
dimunculkan minat anak terhadap TIK agar siap tidak hanya sebagai user tapi
juga teknokrat TIK di Indonesia. Hal tersebut dapat diwujudkan dan dikembangkan
di dalam kurikulum namun tetap harus disesuaikan dengan standar pendidikan
nasional di Indonesia. Untuk itu marilah para pendidik anak usia dini mulai
memperhatikan standar yang tepat untuk pengembangan kurikulum tentang TIK untuk
anak usia dini di Indonesia yang tepat dan sesuai dengan budaya Indonesia.
REFERENSI
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
Ferguson, S. (2005). How computers make our
kids stupid. Maclean's,
118(23)
Miller, E. (2005). Less screen
time, more play time. Principal,
85(1;1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar