1.
Teori
psikoanalisa yang digunakan dalam analisa adalah teori psikoanalisa menurut Sigmund
Freud.
Freud membagi mind ke dalam
consciousness, preconsciousness dan unconsciousness. Dari ketiga aspek
kesadaran, unconsciousness adalah yang paling dominan dan paling penting dalam
menentukan perilaku manusia (analoginya dengan gunung es). Di dalam unsconscious
tersimpan ingatan masa kecil, energi psikis yang besar dan instink.
Preconsciousness berperan sebagai jembatan antara conscious dan unconscious,
berisi ingatan atau ide yang dapat diakses kapan saja. Consciousness hanyalah
bagian kecil dari mind, namun satu-satunya bagian yang memiliki kontak langsung
dengan realitas.
Freud mengembangkan konsep struktur
mind di atas dengan mengembangkan ‘mind apparatus’, yaitu yang dikenal dengan
struktur kepribadian Freud dan menjadi konstruknya yang terpenting, yaitu id,
ego dan super ego.
o Id adalah struktur paling mendasar
dari kepribadian, seluruhnya tidak disadari dan bekerja menurut prinsip
kesenangan, tujuannya pemenuhan kepuasan yang segera.
o Ego berkembang dari id, struktur
kepribadian yang mengontrol kesadaran dan mengambil keputusan atas perilaku
manusia. Superego, berkembang dari ego saat manusia mengerti nilai baik buruk
dan moral.
o Superego merefleksikan nilai-nilai
sosial dan menyadarkan individu atas tuntuta moral. Apabila terjadi pelanggaran
nilai, superego menghukum ego dengan menimbulkan rasa salah.
Ego selalu menghadapi ketegangan
antara tuntutan id dan superego. Apabila tuntutan ini tidak berhasil diatasi
dengan baik, maka ego terancam dan muncullah kecemasan (anxiety). Dalam rangka
menyelamatkan diri dari ancaman, ego melakukan reaksi defensif /pertahanan
diri. Hal ini dikenal sebagai defense mecahnism yang jenisnya bisa
bermacam-macam, a.l. repression.
Sumbangan Freud
·
Sebagai
orang pertama yang menyentuk konsep-konsep psikologi seperti peran ketidaksadaran
(unconsciousness), anxiety, motivasi, pendekatan teori perkembangan untuk
menjelaskan struktur kepribadian
·
Posisinya
yang kukuh sebagai seorang deterministik sekaligus menunjukkan hukum-hukum
perilaku, artinya perilaku manusia dapat diramalkan
·
Freud
juga mengkaji produk-produk budaya dari kacamata psikoanalisa, seperti puisi,
drama, lukisan, dan lain-lain. Oleh karenanya ia memberi sumbangan juga pada
analisis karya seni
Kritik Freud
·
Metode
studinya yang dianggap kurang reliabel, sulit diuji secara sistematis dan
sangat subyektif
·
Konstruk-konstruk
teorinya juga sulit diuji secara ilmiah sehingga diragukan keilmiahannya.
Beberapa konsepnya bahkan dianggap fiksi, seperti Oedipus complex
·
Bagi
aliran behaviorist, yang dilakukan Freud adalah mempelajari intervening
variable
Teori Psikoanalisa memandang
kreativitas sebagai hasil mengatasi suatu masalah, yang biasanya dimulai sejak
di masa anak-anak. Pribadi kreatif dipandang sebagai seseorang yang pernah
mempunyai pengalaman traumatis, yang dihadapi dengan memungkinkan
gagasan-gagasan yang disadari dan yang tidak disadari bercampur menjadi
pemecahan inovatif dari trauma.
Sigmund Freud: Ia menjelaskan proses
kreatif dari mekanisme pertahanan, yang merupakan upaya tak sadar untuk
menghindari kesadaran mengenai ide-ide yang tidak menyenangkan atau yang tidak
dapat diterima. Sehingga biasanya mekanisme pertahanan merintangi produktivitas
kreatif. Meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreatif,
namun justru mekanisme sublimasi justru merupakan penyebab utama dari
kreativitas.
2. Alasan
pengembangan kreatifitas pada anak usia 55555i
Terdapat
beberapa alasan menurut para ahli yang menegaskan mengenai pentingnya
mengembangkan kreatifitas sejak dini, diantaranya :
Sejak
lahir hingga usia 4 tahun anak mencapai setengah dari kemampuan kecerdasannya
(Benyamin Bloom). Untuk itu stimulasi yang diterima oleh anak pada tahun-tahun
pertama kehidupan akan memberikan hasil yang optimal dalam mengembangkan
potensi kecerdasannya. Salah satu upaya mengembangkan potensi kecerdasan anak
adalah melalui kegiatan pengembangan kreatifitas.
Di
dalam otak anak-anak terdapat suatu mekanisme yang dapat digiatkan hanya dalam
dua masa tertentu saja (Beck). Jika tidak distimulasi oleh lingkungan pada saat
yang tepat,maka akan sukar untuk digiatkan kembali sehingga anak akan
kehilangan kesempatan untuk mengembangkan mekanisme otaknya seumur hidup.
Melalui pengembangan kreatifitas maka anak juga sedang mengembangkan kemampuan
mekanisme otaknya.
Kreatifitas
mencapai puncaknya pada usia 4-4,5 tahun (Torrance). Hal ini berdasarkan hasil
penelitian Torrance pada tahun 1962 di Amerika, bahwa diusia 5 tahun terlihat
penurunan kemampuan kreatifitas anak.
Anak-anak
mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan percaya diri untuk mencoba hal-hal
baru. Hal ini sangat diandalkan oleh orang yang kreatif. Melalui beberapa
kemampuan kreatif yang dikembangkan sejak dini anak akan siap menghadapi tantangan
dan beradaptasi dengan dunia yang terus mengalami perkembangan (Einon)
Untuk
itulah Torrance menegaskan perlu adanya upaya pengembangan kreatifitas pada
anak sejak usia dini karena pada masa ini anak mulai mengembangkan perasaan
otonomi dan ingin melaksanakan segala sesuatu sendiri.
3. Definisi
kreatifitas
kreatifitas
menurut Munandar adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran,keluwesan
(fleksibilitas), dan orisinaliras dalam berpikir, serta kemampuan untuk
mengelaborasi (mengebangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan. Sedangkan
menurut Wallace, kreatifitas adalah 4 p,atau person, process,press, dan
product. Dalam hal ini berarti kreatifitas merupakan kemampuan dan kecakapan
yang ada dalam diri seseorang (person) dan merupakan suatu proses untuk
menghasilkan suatu inovasi baik itu hal baru maupun suatu elaborasi dari hal yang
sudah da(process). Kreatifitas lahir dari dorongan internal dan eksternal
seseorang (press) untuk menghasilkan suatu karya (Product)
Dengan
demikian kreatifitas adalah suatu kemampuan yang terdiri dari faktor-faktor
yang dapat menambah kemampuan anak untuk berkreasi seperti kemampuan untuk
memperbarui kembali dan menciptakan hubungan-hubungan yang baru atas segala
sesuatu yang telah diketahui, kemampuan untuk cepat tanggap terhadap segala
prinsip yang baru, kemampuan untuk bersikap fleksibel dan berekspresi secara
bebas, serta kemampuan untuk tanggap terhadap permasalahan-permasalahan yang
melingkupi seseorang.
4. Dimensi
kreatifitas
4
jenis dimensi kreatifitas yaitu Person, Process, Press, dan Product
Person :
bahwa kreatifitas merupakan kemampuan dan kecakapan yang ada dalam diri
seseorang (Guilford). Hal ini atau tindakan kreatif ini muncul dari keunikan
keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungan (hulbeck)
Proses :
bahwa kreatifitas adalah sebuah proses atau kemampuan yang mencerminkan kelancaran,
keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi
suatu gagasan (Munandar) atau lebih singkatnya adalah proses perubahan (inovasi
dan variasi). Pendapat lain (gestalt dan Wallace) mengemukakan bahwa
kreatifitas melalui 4 tahap proses, yaitu :
1.Fase
persiapan, yaitu pengumpulan informasi-informasi yang berkaitan dengan masalah
yang sedang dipecahkan.
2.
Fase pematangan informasi-informasi yang telah terkumpul. Kegiatan ini
berkaitan dengan usaha memahami keterkaitan satu informasi dengan informasi
lainnya dalam rangka pemecah masalah.
3.
Fase iluminasi, yaitu penemuan cara-cara yang perlu dilkukan untuk memecahkan
masalah.
4.
Fase verifikasi, yaitu kegiatan yang berkaitan dengan usaha untuk mengevaluasi
apakah langkah-langkah yang akan digunakan dalam pemeahan masalah akan
memberikan hasil yang sesuai.
Press :
bahwa kreatifitas muncul berkat press atau dorongan. Baik secara internal
berupa keinginan atau hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif
maupun dorongan eksternal dari lingkungan social dan psikologis (simpson dalam
buku karangan Munandar).
Product :
bahwa kreatiftas adalah upaya menghasilkan sesuatu yang baru atau hasil sebuah
elaborasi (Baron dalam buku karangan Hawadi)
5. Skenario
kegiatan pembelajaran sebagai implikasi dari pengembangan kreatifitas
Hari/tanggal
: Selasa, 4 mei 2010
Kelas
/ semester : B/ II
Tema
: aku dan lingkunganku
Minggu/hari
: 3/1
Standar
perkembangan :
1. Nilai
Moral dan agama : Anak mampu mengucapkan
bacaan doa/lagu-lagu keagamaan dan melakukan gerakan beribadah secara
berurutan, serta membedakan perilaku baik dan buruk
2. Seni
: Anak mampu mengekspresikan diri dan berkreasi dengan
berbagai gagasan imajinasi serta menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu
karya seni
3. Bahasa
: Anak mampu berkomunikasi secara lisan, memiliki
perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca,
menulis, dan berhitung
4. Fisik
Motorik : Anak mampu melakukan koordinasi
gerak, keterampilan gerak dasar
sederhana untuk meningkatkan keleturan, keseimbangan dan kelincahan
Perkembangan
Dasar :
1. Nilai
Moral dan Agama : Dapat melaksanakan ibadah
2. Seni
: Dapat menciptakan sesuatu dengan
berbagai media
3. Bahasa
: Dapat berkomunikasi/ berbicara
lancar dengan lafal yang benar
4. Fisik
Motorik : Dapat melakukan koordinasi mata-tangan (Motorik
halus)
KEGIATAN
|
ASPEK/INDIKATOR
|
STRATEGI
|
URUTAN KEGIATAN
|
ASSESMENT
|
Pembukaan
Inti
Penutup
|
•
Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan secara
berurutan
· Menceritakan
pengalaman/ kejadian secara sederhana dengan runtut
•
Membuat berbagai bentuk dengan menggunakan
plastisin, playdough/tanah liat, dan pasir
•
Menciptakan bentuk bangunan dari balok yang lebih
kompleks
•
Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan secara
berurutan
· Menceritakan
pengalaman/ kejadian secara sederhana dengan runtut
|
Metode :
-praktek langsung
-tanya-jawab
-story telling
Materi :
-do’a sebelum
belajar
-kegiatan hari
sebelumnya
-pengalaman anak
ketika berangkat ke sekolah
Metode :
-praktek langsung
-pemberian tugas
Materi :
-bentuk-bentuk
dan bangunan yang anak temukan di lingkungan sekitar sekolah
Media :
Plastisin, balok
Metode :
-praktek langsung
-tanya-jawab
-story telling
Materi :
-do’a sesudah
belajar
-kegiatan yang
sudah dilaksanakan
-pengalaman anak
ketika melakukan kegiatan
|
=Membaca do’a, salam , membaca ikrar
-Review tema sebelumnya tentang
aku
-Apersepsi tema yang akan dibahas tentang lingkunganku
-guru menjelaskan
tentang tema lingkungan secara umum
-guru menjelaskan
kegiatan hari ini sambil menujukkan media yang akan digunakan
-guru membagi
anak menjadi beberapa kelompok dan mempersilahkan anak untuk menuju area
kegiatan yang diminati : 1. Area seni membentuk dengan plastisin, 2. Area balok
-Review
pembahasan yang sudah dibahas
-Membaca ikrar
Membaca do’a,
salam
|
-observasi
-portfolio
|
Sumber
rujukan :
1.
S.C.Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah, PT. Grasindo,
1999
2.
Reni Akbar-Hawadi, Psikologi Perkembangan Anak, PT. Grasindo, 2001
3.
Dr. Dorothy Einon, Anak Kreatif, Karisma, 2002
4.
Dr. Dorothy Einon, Learning Early, Dian Rakyat, 2000
5.
Dr. Yuliani Nurani Sujiono, M.Pd, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini,
PT.Indeks, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar